Suara.com - Mantan winger Manchester United, Lee Sharpe meminta eks timnya untuk fokus mendatangkan pemain yang benar-benar dibutuhkan meski harganya selangit, ketika bursa transfer kembali dibuka nanti.
Menurut Sharpe, Man United lebih baik membeli satu pemain dengan harga selangit namun kualitasnya teruji, ketimbang membeli beberapa nama dengan harga 'standar' namun belum pasti memberi impact positif kepada klub secara instan.
Sharpe secara khusus meminta mantan klubnya mengamankan dana transfer untuk memboyong penyerang andalan Tottenham Hotspur, Harry Kane.
"Saya pikir Man United saat ini ada dalam keadaan yang sangat membutuhkan pemain baru, pemain bintang yang bisa langsung memberi impact positif secara instan kepada tim. Untuk mendapatkan pemain ini, tentu ada harga premium yang harus dibayar," celoteh Sharpe kepada talkSPORT.
Baca Juga: Kirim Pesan di Twitter Soal Kekalahan Man United, Rashford Malah Dikritik
"Saya pribadi berharap Harry Kane bisa datang ke Man United. Saya berharap klub bisa mengamankan dana transfer untuk menggaet penyerang haus gol ini," lanjut pria berusia 48 tahun pengoleksi delapan caps bersama Timnas Inggris tersebut.
"Dana 200 juta pounds (sekira Rp 3,47 triliun) mungkin dibutuhkan untuk mendapatkan Kane, yang tentunya akan memecahkan rekor transfer dunia yang sebelumnya dipegang Neymar (saat diboyong PSG dari Barcelona pada 2017 dengan banderol 198 juta pounds), namun itulah harga yang harus Anda bayar untuk sebuah kualitas," tutur Sharpe.
"Itulah harga yang harus Anda bayar jika ingin mengembalikan posisi Anda ke tempat yang seharusnya (papan atas Liga Inggris). Anda butuh seseorang macam Harry Kane yang bisa menghadirkan minimum 25 gol untuk Anda dalam semusim," tandasnya.
Man United asuhan pelatih Ole Gunnar Solskjaer saat ini memang tengah terpuruk.
Di musim 2019/2020 ini, Man United masih terdampar di peringkat ke-12 papan klasemen sementara Liga Inggris dari delapan matchweek yang telah berjalan.
Baca Juga: David de Gea Bingung Manchester United Susah Menang
The Red Devils --julukan Man United-- juga terseok-seok di Liga Europa, yang tak ayal membuat posisi Solskjaer sebagai manajer klub kian under pressure.