Suara.com - Fatih Chabanto resmi menjadi CEO (Chief Executive Officer) PSS Sleman. Kepastian ini telah ditentukan melalui di Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT PSS di Hotel Rich, Sleman, Senin (23/9/2019) malam WIB.
Jadi CEO baru, Fatih Chabanto memiliki ambisi untuk mengembangkan PSS Sleman ke menuju ke arah profesional. Salah satunya dengan mengantongi lisensi klub profesional dengan standar AFC (Asia).
Sebab, pria asal Pekalongan itu berharap suatu saat PSS Sleman bisa berkompetisi di level Asia. Namun, tentunya usaha itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar, yakni sekitar 3-4 tahun lagi.
"Club licencing itu tidak hanya internal kita, tapi juga faktor eksternal. Contohnya adalah stadion. Stadion walau itu milik masyarakat Sleman, tapi kan ada pemiliknya Pemkab," kata Fatih Chabanto, Kamis (26/9/2019).
Baca Juga: Brandon Jawato Cedera, Timnas Indonesia Ditekuk Pauian
"Salah satu persyaratan club licencing itu, harus ada blueprint (kerangka kerja) stadion, harus ada pembenahan di sektor keamanan, terus hospitality. Nah, itu harus kami perbaiki," lanjutnya.
"Contohnya yang gampang itu, keramik di sana kan sudah mulai pecah-pecah. Itu membahayakan. kalau pecah-pecah nanti suporter bisa lempar-lempar. Jadi, percuma kalau cek-cek di depan rapi, tapi di dalem ada keramik pecah dan mengundang untuk melempar," imbuhnya.
"Itu yang saya bilang bukan hanya internal, tapi eksternal. Tapi saya yakin kalau pendekatan baik, demi masyarakat untuk memiliki klub yang bergengsi di Asia, mungkin 3-4 tahun bisa. Karena profesional di internal juga harus kita benahi," tegas eks Komite Marketing Asprov DKI Jakarta itu.
Di Indonesia, belum banyak klub yang memiliki lisensi berstandar AFC. Dari data per Oktober 2018, baru ada 10 klub yang mengantonginya, di antaranya adalah Persib Bandung, Persija Jakarta, Arema FC, PSM Makassar, Madura United, Barito Putera, Bali United, Persipura Jayapura, Borneo FC, dan Bhayangkara FC.
Baca Juga: Wawan Hendrawan dan 3 Pemain Bali United Dipanggil Timnas Indonesia