Suara.com - Presiden ketiga Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie, yang wafat pada Rabu (11/9/2019) di Jakarta, menjadi sosok pembakar semangat tim nasional sepak bola di SEA Games 1999 yang berlangsung di Brunei Darussalam.
Kepada Antara di Jakarta, Aji Santoso yang menjadi salah satu pemain di skuat timnas tersebut, menyebut bahwa kata-kata bijak dari Habibie merasuk ke sanubari para pemain saat pelepasan tim di Istana Merdeka.
"Beliau mengatakan kepada kami, 'Kalian adalah pahlawan-pahlawan bangsa. Kumandangkanlah lagu Indonesia Raya di negeri orang. Jaga marwah Bangsa Indonesia dan jaga lambang Garuda kita'," kenang Aji.
Lelaki yang kini melatih klub Liga 2 Indonesia 2019 PSIM Yogyakarta itu pun mengaku sulit melupakan momen tersebut.
Baca Juga: Indonesia Berduka, Borneo FC Pulangkan Cucu Almarhum BJ Habibie
Habibie, menurut Aji adalah salah satu putra terbaik bangsa. Kepergiannya menghadap Tuhan Yang Maha Esa merupakan kehilangan besar bagi Indonesia.
"Semoga beliau husnul khotimah," kata dia.
Penilaian senada juga diutarakan rekan Aji di timnas SEA Games 1999, Andrian Mardiansyah.
Menurut Andrian, dalam pelepasan atlet, Habibie sempat meminta timnas sepak bola Indonesia untuk merebut medali emas. Akan tetapi keinginan itu tidak terwujud setelah Indonesia hanya mendapatkan medali perunggu.
"Beliau meminta kami untuk menjadi pahlawan olahraga dan sebisa mungkin merebut emas. Akan tetapi, kami hanya mampu mendapatkan perunggu," tutur Andrian.
Baca Juga: BJ Habibie Tutup Usia, Pemain Persipura dan Persija Heningkan Cipta
Gelandang yang membuat satu gol di SEA Games 1999 tersebut menganggap Habibie merupakan sosok besar, bukan hanya di Indonesia tetapi juga di luar negeri khususnya di Jerman.
"Pak Habibie itu orang pintar, sulit mencari yang seperti dia di Indonesia. Dia sangat dihargai bahkan di Jerman. Pak Habibie bukan orang sembarangan," kata Andrian.
Bacharuddin Jusuf Habibie meninggal dunia di usia 83 tahun pada pukul 18.05 WIB di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (11/9/2019).
Putra Habibie, Thareq Kemal Habibie, menyebut bahwa Wakil Presiden ketujuh Republik Indonesia itu wafat karena faktor usia.