Suara.com - Kenyataan pahit harus diterima timnas Indonesia setelah dipermalukan Malaysia dengan skor 2-3 di babak kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2019). Kekalahan Indonesia pun terasa semakin pahit menyusul ulah suporter yang mencoreng nama baik bangsa dan negara.
Manajer timnas Indonesia Sumardji menjelaskan timnya bermain cukup baik di laga tersebut. Sempat unggul, namun Malaysia selalu berhasil membalas.
Kericuhan yang dipicu oleh oknum suporter menjadi salah satu penyebab timnas Indonesia gagal tampil maksimal. Di saat Stefano Lilipaly dan kawan-kawan tengah berjuang, laga harus dihentikan sementara menyusul kericuhan yang membuat mental Pasukan Garuda mengendur.
Baca Juga: Buntut Ricuh Indonesia vs Malaysia, Pelatih Timnas Malaysia U-23 Buka Suara
"Ya kalau soal kerusuhan betul-betul kecewa. Salah satunya ada juga sih (faktor permainan menurun karena rusuh)," kata Sumardji di SUGBK, Kamis (5/9/2019) malam.
Namun, Sumardji tidak mau menjadikan kericuhan di SUGBK sebagai kambing hitam kekalahan tim asuhan Simon McMenemy. Ia hanya berharap timnas Indonesia berbenah sebelum menghadapi Thailand pada 10 September mendatang di SUGBK.
"Kami sudah berupaya semaksimal mungkin, coach juga sudah semaksimal mungkin. Kita melihat ada beberapa kekurangan yang tentu bisa dijadikan bahan evaluasi dan lawan Thailand bisa kita tingkatkan," jelasnya.
"Ya mudah-mudahan tetap ada penonton," ungkap lelaki yang juga menjabat sebagai manajer Bhayangkara FC.
Kericuhan bermula setelah adanya oknum suporter timnas Indonesia yang menerobos ke dalam sentel ban dan memprovokasi fans Malaysia. Bahkan, suporter Indonesia yang berada di tribun selatan membuat koreografi provokatif.
Baca Juga: Menpora Malaysia Pastikan Tolak Kekerasaan Saat Menjamu Timnas Indonesia
Tidak sampai di situ, oknum suporter Indonesia melempari fans Malaysia dengan botol minuman. Bahkan, ada yang melempari dengan bom asap.