Suara.com - Mantan bintang Tottenham Hotspur dan Timnas Belanda, Rafael van der Vaart meragukan kemampuan yang dimiliki centre-back andalan Manchester United, Harry Maguire.
Menurut Van der Vaart, hype Maguire terlalu besar seraya mempertanyakan banderol fantastis 80 juta pounds bek berusia 26 tahun itu kala diakusisi Man United dari Leicester City pada bursa transfer musim panas 2019 ini.
Penampilan Maguire, yang kini menyandang status sebagai bek termahal di dunia, mulai disorot kala Man United secara mengejutkan keok 1-2 dari Crystal Palace di Old Trafford pada laga pekan ketiga Liga Inggris 2019/2020.
Pada laga tersebut, partnership Maguire dengan Victor Lindelof di jantung pertahanan Man United mulai terlihat rapuh dan sering melakukan kesalahan-kesalahan elementer.
Baca Juga: Permintaan Maaf Giampaolo dan Rekor Buruk AC Milan di Giornata Pembuka
Pada gol pertama Palace sendiri, Maguire bahkan praktis 'berkontribusi' setelah ia gagal mengantisipasi bola flick dari Jeffrey Schlupp sehingga Andre Ayew bisa mencetak gol dengan leluasa ke gawang Man United kawalan kiper David De Gea.
Tak ayal, kritikan demi kritikan pun langsung mendatangi Maguire, bahkan juga cibiran soal harga selangitnya, termasuk dari Van der Vaart.
Pria berusia 36 tahun yang gantung sepatu pada akhir 2018 itu bahkan menyebut jika Nathan Ake, kompatriotnya asal Belanda yang bermain untuk klub gurem Liga Inggris Bournemouth, merupakan centre-back yang lebih baik dari Maguire.
"Harga pasar di bursa transfer saat ini memang sudah gila. Selain itu, media-media Inggris saya pikir terlalu berlebihan dalam membicarakan Harry Maguire," buka Van der Vaart kepada Ziggo Sport, yang dilansir Tribal Football.
"Dengan harga tersebut, Anda sudah bisa mendapatkan seorang Cristiano Ronaldo. Saya tak yakin dengan kemampuan Maguire, dalam hal ini kita membicarakan soal harga transfernya. Saya pikir itu berlebihan, overpriced," celotehnya.
Baca Juga: Man United Dibungkam Crystal Palace, Solskjaer Keluhkan Ini
"Kita telah melihatnya melawan Belanda (di semifinal UEFA Nations League pada 6 Juni 2019 lalu, di mana Inggris kalah 1-3), saya pikir ia tidaklah spesial. Tapi, mereka (media-media Inggris) menganggapnya sebagai bek yang top," tutur Van der Vaart.