Bahkan, Robert mengungkapkan jika dirinya berusaha menemui oknum suporter Arema yang melakukan aksi tak terpuji tersebut.
Namun, petugas keamanan hotel meminta Robert untuk tidak menghampiri oknum yang menyalakan petasan di pagi buta itu.
"Saya mencoba untuk keluar menemui suporter tapi security hotel melarang, karena akan berbahaya. Saya bisa terluka terkena roket (kembang api)," terang Robert.
"Saya menunggu satu jam di lobi tapi saya tidak mendapati ada polisi, dan orang-orang itu masih terus melakukan aksinya," jelas mantan pelatih PSM Makassar tersebut.
Baca Juga: Persib Dibantai 1-5 di Malang, Robert Alberts Keluhkan Masalah Keamanan
Robert pun mengaku kecewa dengan sikap PSSI yang tak mengindahkan surat permintaan pembatalan pertandingan yang dilayangkan manajemen Persib, akibat gangguan non-teknis yang terjadi beberapa jam sebelum laga ini.
Padahal, keluh Robert, kejadian ini nyaris serupa dengan yang dialami Persija Jakarta kala bertandang ke markas PSM Makassar guna melakoni laga final leg kedua Piala Indonesia, akhir pekan lalu.
Bus skuat Persija dilempari batu oleh oknum suporter PSM sehari sebelum pertandingan, laga pun batal dihelat dan akhirnya dijadwal ulang.
"Ini kejadian serupa dengan yang terjadi di Piala Indonesia. Satu tim tidak bisa tidur di hotel dan mereka menolak untuk bertanding, karena persiapan kurang," celoteh Robert.
"Ya, manajemen (Persib) setuju pertandingan ditunda karena kita tidak mendapatkan perlindungan sesuai dengan peraturan. Jadi tim langsung persiapan menuju Surabaya (untuk pulang ke Bandung), namun PSSI tak merespons," bebernya.
Baca Juga: Aremania Tewas Mengenaskan Usai Tonton Arema FC vs Persib Bandung
"PSSI malah mengingatkan manajemen, dan manajemen bilang kalau kita tidak bertanding, maka kita akan mendapat hukuman dari PSSI. Itu tidak seperti tim lain (Persija) yang memberikan surat, kemudian pertandingan dijadwal ulang. Tapi tidak dengan tim kita, padahal insidennya sama," ketus Robert.