Suara.com - Mantan pelatih Manchester United, David Moyes menyindir keras manajemen klub yang pernah dia tukangi. Arah kebijakan transfer pemain yang tak jelas menyulut dia untuk buka suara.
Manchester United telah melakukan pergerakan di bursa transfer pemain musim panas ini. Daniel James, dan Aaron Wan-Bissaka menjadi pemain yang lebih dahulu berseragam Setan Merah dan bermain di laga pramusim (ICC 2019).
Alih-alih mendapat dukungan dari beberapa senior terkait kedatangan dua penggawa di lini belakang, manajemen MU malah mendapat kritikan dari mantan pelatihnya, David Moyes.
Moyes menyebut jika arah kebijakan transfer yang dilakukan manajemen hanya mengejar marketing. Dia juga menilai manejemen kurang memperdulikan performa permainan tim untuk musim 2019/2020.
Baca Juga: David Moyes Resmi Tinggalkan West Ham United
"Untuk sementara akan sulit mengetahui ke mana Manchester United pergi. Apakah mereka mengontrak pemain untuk marketing, atau merekrut pemain untuk bermain di lapangan?," tanya Moyes dikutip dari Sky Sports.
"United punya nilai-nilai penting yang luar biasa. Value dari MU tak selalu membelli pemain paling mahal, namun membawa pemain di akademi dan mencari pemain muda terbaik," ungkap dia.
Bagi Moyes, membeli pemain baru memang penting, namun harus memberi dampak besar untuk klub. Sebut saja Eric Cantona dan Robin van Persie adalah pemain yang sukses mengawal Setan Merah menurut pelatih West Ham itu.
Terpisah, dilansir dari Mirror David Moyes adalah pelatih yang menggantikan Sir Alex Ferguson usai memutuskan mundur dari dunia manajerial 2013 silam.
Namun kiprahnya di Old Trafford hanya bertahan satu tahun dengan perolehan satu trofi yakni English Super Cup. Publik menilai, Moyes gagal menukangi MU.
Baca Juga: Federasi Sepak Bola Spanyol Hukum David Moyes
Setan Merah dibawah asuhan Ferguson memetik kejayaan yang disebut luar biasa dengan total 38 trofi. Selepas ditinggal pelatih legenda tersebut, MU hanya tercatat meraih tiga trofi juara antara lain, Liga Europa, Piala FA dan Piala Liga Inggris. Selain itu MU terlempar lima kali di posisi dua besar dalam enam tahun terakhir.