Suara.com - Persija Jakarta bersiap melakoni laga leg kedua final Piala Indonesia kontra PSM Makassar. Persija akan away ke Stadion Gelora Andi Mattalatta Mattoanging, Makassar, Minggu (28/7/2019).
Fullback veteran Persija, Ismed Sofyan pun mengaku sangat menginginkan gelar Piala Indonesia 2018 ini.
Gelar tersebut akan melengkapi koleksi gelar Ismed setelah pada musim lalu sukses mengawinkan trofi Piala Presiden dengan Liga 1 2018.
Namun, pemain berusia 39 tahun itu menyadari bahwa hal tersebut tidak akan mudah karena lawan yang bakal dihadapi adalah PSM Makassar.
Baca Juga: Soal Line-up PSM di Leg Kedua Final, Kalezic Enggan Kasih Bocoran
Persija sendiri sejatinya kini tengah dalam kondisi yang ideal. Macan Kemayoran --julukan Persija--punya bekal keunggulan agregat 1-0 setelah menang pada leg pertama final di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), akhir pekan lalu.
Akan tetapi, Ismed mengaku perjuangan Persija di leg kedua nanti akan tetap berat. Sang pemain gaek meyakini jika markas PSM selalu kurang ramah bagi tamu.
Ismed menyadari hal tersebut. Oleh karenanya, pemain asal Aceh itu akan fokus ke dalam pertandingan dan melupakan sejenak trofi juara yang diperebutkan.
"Saya pikir bukan hanya saya saja ya, semua orang di tim ingin memenangi gelar Piala Indonesia ini. Baik itu pemain, manajemen dan warga Jakarta punya harapan itu," buka Ismed saat ditemui di lapangan PS AU, Halim Perdanakusuma.
"Tapi ini belum, masih butuh perjuangan di leg kedua menghadapi PSM Makassar di sana, yang saya pikir tidak gampang. Tidak pernah mudah main di kandang PSM, selalu menyulitkan tim tamu, termasuk Persija," celotehnya.
Baca Juga: Persija Away ke Makassar, Ismed: Jakmania Jangan Terprovokasi
"Kami harus betul-betul mempersiapkan mental, baik mental bertanding maupun pressure dari suporter di sana," ia menambahkan.
Ismed lantas sedikit bercerita tentang bagaimana tekanan pendukung PSM yang bisa mempengaruhi mental bermain.
Pada Liga 1 2018 lalu, Persija yang akhirnya keluar sebagai kampiun kompetisi, hanya bisa bermain imbang 2-2 di kandang PSM. Padahal, tim yang saat itu masih diasuh oleh pelatih Stefano Cugurra Teco itu unggul lebih dahulu 2-0.
"Saya pikir bukan kami saja yang mengalami hal tersebut. Tim lain juga merasakan hal tersebut ketika bermain di Makassar. Sangat-sangat sulit, pressure dari suporternya," jelas Ismed.
"Kemarin (pada Liga 1 2018), pada saat memperebutkan gelar, di bawah kami PSM dan notabenenya beda satu poin. Sangat sengit. Kami juga bermain di sana kan imbang 2-2, jadi saya berharap semua pemain nanti bisa mempersiapakan mental, setidaknya seperti itu," tandasnya.