Suara.com - Pelatih PSM Makassar Darije Kalezic buka suara lantaran sempat adu mulut dengan asisten pelatih Persija Jakarta Eduardo Perez di pinggir lapangan saat leg pertama final Piala Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Minggu (21/7/2019).
Kalezic menyebutkan pembicaraan tersebut terkait tidak dihentikannya pertandingan saat pemain Persija Bruno Matos dijatuhkan oleh pemain PSM. Pelatih menganggap keputusan dihentikannya laga adalah keputusan wasit.
Mantan asisten pelatih timnas Indonesia kesal lantaran tidak adanya tindak fairplay yang dilakulan PSM.
"Saya tak berseteru dengan staf persija. Saya dengar teriakan ke arah kita. Karena pemain Persija terbaring di lapangan (Matos). Aturannya wasit yang menentukan pertandingan berhenti atau tidak. Hanya sesutrau emergency saat wasit harus mengenhentikan laga. Pada masalah lain wasit menjaga laga. Saya katakan bahwa wasit sudah menjalankan aturan," kata Darije Kalezic dalam jumpa pers usai pertandingan.
Baca Juga: Pelatih Persija Puas Menang 1-0 Atas PSM Makassar, Tapi...
Lebih lanjut, Kalezic menyoroti kejadian lain di laga tersebut, yaitu saat Rahmat terjatuh dan akan diganti oleh Arfan.
Arfan tidak diperboleh masuk oleh wasit di laga tersebut sehingga membuat PSM kebobolan lantaran Juku Eja --julukan PSM-- bermain dengan 10 orang pemain.
"Ketika wasit tak menjalankan regulasi, saat kami menyerang, saat itu Rahmat sudah berbaring. Arfan menunggu 40 detik untuk diganti. Saya teriak ke ofisial keempat saat Rahmat keluar di medical team karena kami 10 pemain. Dia mengucapkan sesuatu saat kami bermain 10 orang. Mereka dapat corner dan mencetak gol," ucapnya.
"Itu yang lebih penting ketimbang apa yang saya bicarakan dengan ofisial Persija. Banyak pemain cuma terbaring di lapangan. Itulah kenapa FIFA bikin aturan baru soal putusan akan melanjutkan laga atau tidak," pungkasnya.
Baca Juga: Menangkan Persija, Ryuji Persembahkan Golnya bagi Jakmania, Tim dan Istri