Suara.com - Sosok Lionel Messi nyatanya tetap menjadi idola banyak orang. Meski saat ini tengah diterpa kritikan pedas terkait performanya bersama Timnas Argentina yang dinilai tak sehebat ketika berseragam Barcelona.
Terbukti, sesaat sebelum memulai laga melawan Brasil di semifinal Copa America 2019, seorang bocah terciduk menangis sesenggukan begitu melihat secara langsung Lionel Messi. Kejadian itu dibagikan dalam sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @visubal.
Dalam keterangan video, akun tersebut menuliskan 'Ketika kamu melihat Lionel Messi untuk pertama kalinya di kehidupan nyata'.
Sontak, peristiwa tersebut memancing reaksi dari warganet. Banyak yang menilai jika Messi tetaplah seorang pesepak bola hebat sekalipun belum pernah mempersembahkan gelar juara untuk Argentina.
Baca Juga: Taklukkan Argentina, Brasil Melaju ke Final Copa America 2019
Akun bernama @sergioppf salah satunya. Ia berkomentar, 'Messi tetaplah atlet yang sangat luar biasa. Nikmati pertandingan (Argentina vs Brasil), lakukan yang terbaik di 90 menit'.
Selain itu, akun bernama @ juga turut memuji kapten Barcelona itu. Ia mengatakan, 'Tidak ada satu pun orang yang bisa menyamai kharisma Messi saat ini'.
Namun, akun bernama @glopes09 menuliskan komentar bebeda. Ia mengatakan, 'Dia (bocah tersebut) menangis karena bakal melihat Messi untuk terakhir kalinya berseragam Argentina'.
Komentar tersebut bisa saja benar terjadi. Sebab, Lionel Messi saat ini sudah menginjak usia 32 tahun. Artinya, kesempatan untuk mempersebahkan gelar juara untuk Argentina semakin menipis.
Sementara itu, Argentina sudah dipastikan gagal melaju ke partai final usai dipecundangi Brasil. Bertanding di Estadio Mineirao, Rabu (3/7/2019) pagi WIB, pasukan Lionel Scaloni kalah 2-0 lewat gol yang dilesakkan oleh Gabriel Jesus dan Roberto Firmino.
Baca Juga: Brasil Memimpin 1-0 atas Argentina di Babak I
Kandasnya Argentina kali ini menambah panjang rentetan kegagalan di turnamen terbesar di Amerika Selatan tersebut. Tercatat, La Albiceleste terakhir kali meraih juara pada edisi 1993. Selebihnya, mereka hanya menjadi runner-up dalam tiga kali tampil di partai final.