Chelsea kemudian benar-benar kerepotan di semifinal, saat bentrok dengan tim kuda hitam asal Jerman, Eintracht Frankfurt. Bagaimana tidak, Chelsea membutuhkan drama adu penalti untuk bisa melenggang ke final, setelah bermain imbang 1-1 di Frankfurt dan London.
Di sisi lain, seperti halnya Chelsea, Arsenal juga tampil superior di babak penyisihan grup. Segrup dengan Sporting CP (Portugal), Vorskla (Ukraina) dan Qarabag FK (Azerbaijan) di Grup E, The Gunners melenggang mudah ke fase gugur.
Merengkuh lima kemenangan dan satu hasil imbang, Arsenal keluar sebagai juara grup dengan poin 16.
Di babak 32 besar, Arsenal sempat dibuat was-was oleh BATE. Bagaimana tidak, Laurent Koscielny dan kolega sempat kalah dengan skor 0-1 saat tandang ke Belarusia pada leg pertama.
Baca Juga: Final Liga Europa: Mourinho Jagokan Chelsea, Yakin Tekanan Ada di Arsenal
Meski demikian, Arsenal berhasil bangkit dan membalikkan keadaan di leg kedua. Arsenal menang dengan skor 3-0, dan unggul agregat 3-1.
Di 16 besar, Arsenal kembali angin-anginan. Mereka lagi-lagi kalah di leg pertama saat bertemu Rennes (Prancis) dengan skor 1-3. Beruntung Arsenal berhasil lolos dari lubang jarum setelah menang 3-0 di Emirates Stadium pada leg kedua.
Memasuki perempatfinal, performa Arsenal mulai stabil. Meski jumpa dengan raksasa Italia, Napoli dan laga diprediksi bakal tricky, nyatanya Arsenal menyapu bersih dua leg dengan kemenangan.
Arsenal menang 2-0 di kandang pada leg pertama, sebelum menekuk tuan rumah Napoli 1-0 di Naples pada leg kedua.
Di semifinal, lagi-lagi Arsenal tampil impresif meski bertemu Valencia, tim dari La Liga Spanyol. Arsenal menang menyakinkan 3-1 pada leg pertama di London, serta 4-2 saat sowan ke Mestalla pada leg kedua.
Baca Juga: Final Liga Europa: Emery Sebut Arsenal Wajib Matikan Eden Hazard
5 Fakta Menarik