Suara.com - Atalanta berhasil mengukir sejarah lolos ke Liga Champions untuk pertama kalinya sepanjang sejarah. Prestasi fenomenal klub berjuluk Gli Oribici itu tak lepas dari tangan dingin sang allenatore, Gian Piero Gasperini.
Ya, pelatih berambut abu-abu itu baru saja mengantar Atalanta finis di peringkat ketiga klasemen akhir Liga Italia 2018/19, yang berarti berhak tampil di fase grup Liga Champions musim depan.
Ini setelah Alejandro Papu Gomez dan kawan-kawan menang meyakinkan 3-1 atas tamunya, Sassulo pada laga giornata pamungkas di Stadio Atleti Azzurri d'Italia, Senin (27/5/2019) dini hari WIB.
Atalanta mengoleksi 69 poin di klasemen akhir Liga Italia 2018/19, finis di atas tim-tim besar macam Inter Milan, AC Milan, AS Roma, dan Lazio.
Baca Juga: Gasperini: Atalanta Bukan Tim Gurem di Liga Champions Musim Depan!
Dengan ini, Atalanta pun lolos ke Liga Champions untuk pertama kalinya dalam sejarah klub, yakni sejak berdiri 111 tahun silam!
Finis di peringkat ketiga, Atalanta juga mengukir pencapaian terbaik mereka di top-flight kompetisi Italia.
Sebelum ini, prestasi tertinggi La Dea --julukan Atalanta lainnya-- adalah bertengger di posisi keempat klasemen akhir Serie A musim 2016/17.
Kampanye fenomenal Atalanta di musim 2018/19 sendiri sebenarnya nyaris sempurna. Armada Gasperini berhasil melaju ke final Coppa Italia, sebelum dikalahkan oleh Lazio di partai puncak dengan skor 0-2.
Tim Tersubur Liga Italia 2018/19
Baca Juga: Amankan Tiket Liga Champions, Presiden Atalanta: Bertahanlah Gasperini..
Tak ada yang bisa menyangkal betapa luar biasanya Atalanta di Liga Italia Serie A musim ini. Nerazzurri --julukan Atalanta lainnya-- merupakan tim tersubur kompetisi, bahkan lebih tajam dari Juventus yang keluar sebagai kampiun!
Tak diperkuat pemain-pemain berstatus 'superstar' layaknya Juventus, modal utama Atalanta adalah ketajaman lini serang mereka. Atalanta total berhasil membukukan 77 gol dari 38 laga di Liga Italia 2018/19.
Sementara itu, Juventus yang memiliki sosok Cristiano Ronaldo, cuma bisa bikin 70 gol. Sedangkan Napoli yang finis sebagai runner-up kompetisi membukukan 74 gol.
Dua pemain Atalanta yang paling berpengaruh untuk lini depan mereka adalah Duvan Zapata dan Papu Gomez. Zapata mencetak 23 gol sepanjang musim, hanya kalah dari striker gaek Sampdoria, Fabio Quagliarella (26 gol) yang keluar sebagai top skor kompetisi.
Sementara Gomez menjadi pemain dengan assist terbanyak di Liga Italia musim ini bersama Dries Mertens (Napoli) dengan total 11 assist. Tak ketinggalan, second striker asal Argentina itu juga bikin tujuh gol.
Ada plus, tentu ada minus. Kelemahan Atalanta adalah lini belakang di mana mereka kebobolan 46 gol sepanjang musim, terbanyak di antara penghuni lima besar.
Bujet Minim
Meski dengan bujet minim, Atalanta selalu tampil cemerlang, kompetitif, serta konsisten dalam tiga musim terakhir.
Finis keempat dua musim lalu, Atalanta kemudian berada di urutan ketujuh klasemen akhir Liga Italia 2017/18. Dan di musim ini, Marten de Roon dan kolega berhasil finis di peringkat ketiga.
Menurut data Transfermarkt, Atalanta yang memilki 22 pemain di tim utama mereka musim ini memiliki nilai skuat hanya 193 juta euro saja.
Bandingkan dengan AC Milan yang finis di peringkat kelima dengan nilai skuat mencapai 530 juta euro atau skuat AS Roma (peringkat keenam) yang mencapai 420 juta euro.
Seperti dilansir La Gazzetta della Sport, Atalanta musim ini mengeluarkan 27 juta euro (sekira Rp 435 miliar) untuk membayar gaji para pemain mereka.
Bandingkan dengan gaji yang diterima oleh Cristiano Ronaldo yang mencapai 31 juta euro (Rp 500 miliar) per musim dari Juventus musim ini.