Suara.com - Pelatih Bayern Munich. Niko Kovac mengaku bangga dengan pencapaian timnya di musim 2018/19. Kovac salut Robert Lewandowski dan kawan-kawan berhasil bangkit di tengah-tengah kompetisi untuk meraih dua trofi pada musim ini.
Ya, Bayern sukses meraih double di kancah domestik, dengan mengawinkan gelar Bundesliga alias Liga Jerman dengan DFB Pokal.
Setelah akhir pekan lalu sukses mengamankan gelar Liga Jerman, Bayern menang besar atas RB Leipzig pada laga final DFB Pokal 2018/19 di Stadion Olimpiade Berlin, Minggu (26/5/2019) dini hari WIB.
Brace Robert Lewandowski dan satu gol Kingsley Coman membuat Bayern menang 3-0 atas RB Leipzig.
Baca Juga: Nasib Niko Kovac usai Antar Bayern Munchen Juarai Piala Jerman 2018/2019
Well, setelah Bayern sempat terseok-seok pada awal musim ini, namum pada akhirnya The Bavarians --julukan Bayern-- berhasil meraih double.
Kovac pun mengaku bangga, meski di pentas Liga Champions 2018/19, Bayern hanya bisa sampai babak 16 besar usai disingkirkan Liverpool.
Menurut pelatih berpaspor Kroasia itu, semangat pantang menyerah jadi kunci kesuksesan pasukannya musim ini.
"Meraih double? Luar biasa. Jika pada awal atau pertengahan musim saya bilang jika tim ini bisa meraihnya, Anda pasti menganggap saya benar-benar gila," ucap Kovac seperti dimuat ESPN.
"Namun kami berhasil bangkit dari situasi buruk, kami bangkit dari pertengahan sampai akhir musim ini. Kredit jelas untuk para pemain, bukan untuk saya. Semangat dan mental pantang menyerah jadi kuncinya. Para pemain tidak down dengan hasil buruk di awal musim," celotehnya sedikit merendah.
Baca Juga: Juara Piala Jerman Jadi Perpisahan Manis Ribery dengan Bayern Munich
"Duel lawan Benfica jadi titik balik, kami menang 5-1 pada akhir November 2018 (di babak fase grup Liga Champions). Sejak saat itu, tim ini hanya kalah dua dari Bayer Leverkusen di Bundesliga dan Liverpool (di leg kedua babak 16 besar Liga Champions). Itu cukup luar biasa, reaksi kami sangat bagus setelah awal yang buruk," jelas Kovac.
"Saya sosok yang optimistis, bukan pemimpi. Kami harus menemukan stabilitas dan berhasil. Jika menyerah, Anda tidak akan bisa meraih hal-hal yang telah kami dapatkan. Inilah kekuatan tim ini," papar pelatih berusia 47 tahun itu.
"Itu juga mewakili karakter saya. Saya tidak tahu cara menyerah bahkan dalam situasi sulit sekalipun. Menyerah ketika gagal tidak berlaku untuk saya," tandasnya.