Komentari Tersingkirnya Ajax, Mourinho: Mereka Terjebak Filosofinya Sendiri

Rully Fauzi Suara.Com
Jum'at, 10 Mei 2019 | 17:45 WIB
Komentari Tersingkirnya Ajax, Mourinho: Mereka Terjebak Filosofinya Sendiri
Mantan manajer Manchester United, Jose Mourinho. [SEBASTIEN BOZON / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Eks pelatih Manchester United, Jose Mourinho coba menganalisa tersingkirnya Ajax Amsterdam oleh Tottenham Hotspur di fase semifinal Liga Champions musim ini.

Ajax tersingkir usai kalah 2-3 dari Tottenham di Johan Cruijff ArenA, Kamis (9/5/2019) dinihari WIB, pada leg kedua semifinal. Ajax pun harus rela masuk kotak usai kalah gol tandang dalam agregat sama kuat 3-3.

Ya, Ajax sesungguhnya berpeluang besar lolos lolos ke partai final karena unggul 2-0 atas Tottenham pada babak pertama laga leg kedua tersebut.

Namun, hat-trick Lucas Moura untuk Tottenham pada 45 menit babak kedua membuat Frenkie de Jong dan kawan-kawan akhirnya tersingkir.

Baca Juga: Alasan Politis, Henrikh Mkhitaryan Mungkin Absen di Final Liga Europa

Dalam hal ini, Mourinho pun menyindir terkait 'filosofi' Ajax dalam bermain serta naifnya pelatih kepala de Godenzonen --julukan Ajax, Erik ten Hag.

Mourinho menilai, pelatih berkepala plontos yang dijuluki 'Pep Guardiola dari Belanda' itu tidak memainkan strategi yang tepat, khususnya di babak kedua.

Dari kacamata Mourinho, Tottenham sesungguhnya melakukan perubahan taktik di babak kedua. Namun, alih-alih membuat strategi antisipasi, Erik ten Hag justru keukeuh dengan filosofi bermainnya yang 'Ajax banget'.

"Filosofi adalah sesuatu yang membuat tim Anda berkembang. Anda butuh dasar itu, butuh gaya bermain yang mengadaptasi kualitas pemain," buka Mourinho seperti dimuat Goal.

"Namun, sepakbola adalah medan pertempuran dan butuh strategi untuk menang. Terkadang Anda harus melawan filosofi untuk memenangkan pertandingan sepakbola. Dalam hal ini, ten Hag dan Ajax tetap keukeuh dengan filosofi mereka," celoteh pelatih berpaspor Portugal itu.

Baca Juga: Disebut akan Hengkang dari Ajax, Ini Labuhan Matthijs de Ligt Berikutnya

"Hal paling dasar yang harus Anda lakukan ketika punya keunggulan adalah menjaga keseimbangan. Namun, mereka (Ajax) terjebak pada filosofi sepakbolanya sendiri. Mereka seperti bermain melawan Vitesse di Liga Belanda pada babak kedua (lawan Tottenham)," tukas mantan pelatih Real Madrid dan Chelsea itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI