Suara.com - Awan kelabu mewarnai Persija Jakarta saat manjajal kekuatan Kalteng Putra pada babak perempatfinal Piala Presiden 2019 di Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi, 28 Maret lalu. Macan Kemayoran --julukan Persija-- secara mengejutkan harus tersingkir dari turnamen pramusim edisi keempat tersebut.
Mengejutkan lantaran sebagai juara bertahan turnamen dan juga kampiun Liga 1 2018, Persija disingkirkan oleh tim promosi Liga 1 2019, Kalteng Putra. Persija pun kalah lewat drama adu penalti dengan skor akhir 3-4.
Tampil meyakinkan di babak fase grup, Persija ternyata memble di perempatfinal, sangat kontras dengan edisi 2018 lalu. Beberapa faktor memang menyebabkan Pasukan Ibu Kota --julukan Persija lainnya-- tampil kurang baik di Piala Presiden 2019.
Padatnya jadwal pertandingan dan absennya sejumlah pemain pilar jadi salah satu penyebabnya. Sebagaimana diketahui, selain bermain di Piala Presiden, Persija juga harus ikut serta di Piala AFC 2019.
Baca Juga: Persija Tim Paling Fair Play Piala Presiden 2019, Ini Komentar sang CEO
Jadwal padat antara Piala Presiden dan Piala AFC membuat pelatih Persija, Ivan Kolev harus pintar-pintar dalam mengatur komposisi timnya. Bayangkan, dalam waktu 11 hari, Persija harus menjalani empat pertandingan di Piala Presiden dan juga Piala AFC 2019.
Empat laga tersebut, yaitu tiga di babak penyisihan Grup D Piala Presiden 2019 dan satu di Grup G Piala AFC 2019. Meski sulit dan tentunya tak ideal, Persija tetap serius menjalani empat pertandingan tersebut.
Di sisi lain, PSM Makassar, runner-up Liga 1 2018 yang juga mewakili Indonesia di Piala AFC 2019 justru 'mengikhlaskan' Piala Presiden untuk serius di Piala AFC.
Ya, Tim Juku Eja --julukan PSM-- menggunakan Piala Presiden 2019 sebagai ajang uji coba untuk pemain-pemain muda mereka. Sementara para penggawa terbaik PSM dimainkan untuk Piala AFC.
Lain PSM, lain Persija. Ivan Kolev jelas menurunkan skuat terbaik Persija di Piala Presiden 2019, meski turneman ini hanya berstatus turnamen pramusim.
Baca Juga: CEO Persija Nilai Jakmania Layak Dapat Predikat Suporter Terbaik
"Dalam 11 hari kami ada empat pertandingan, mungkin ini tidak pernah terjadi termasuk di tim Inggris manapun. Tapi sekali lagi, pemain menampilkan performa luar biasa," ucap Ivan Kolev beberapa waktu lalu.
"Itu semua juga terjadi (skuat Persija bisa melalui hal tersebut) karena struktur latihan. Pemain selalu latihan serius, semua aspek dijaga sehingga mereka tampil luar biasa," imbuh pelatih asal BUlgaria tersebut.
Well, selain jadwal padat, Persija juga punya masalah soal kedalaman skuat. Beberapa penggawa penting Macan Kemayoran banyak yang harus absen di Piala Presiden 2019.
Sebut saja Rezaldi Hehanusa yang harus absen lama karena cedera, begitu juga Novri Setiawan yang harus istirahat setelah memperkuat Timnas Senior Indonesia.
Belum lagi striker andalan Marko Simic yang tersandung masalah hukum di Australia. Absennya striker asal Kroasia berjuluk Super Simic itu menyebabkan lini depan Persija kian tumpul.
Silvio Escobar yang diplot untuk mengisi lubang yang ditinggalkan Simic belum bisa menunjukkan tajinya. Hingga kini, eks bomber Perseru Serui itu belum juga mencetak gol untuk Persija.
Meski demikian, bukan Kolev namanya jika tidak bisa mencari solusi. Eks pelatih Timnas Indonesia itu sukses memunculkan sumber gol Persija yang lain.
Ya, ada gelandang serang Bruno Matos yang berhasil tampil subur di sepanjang gelaran Piala Presiden 2019. Meski gagal membuat Persija mempertahankan gelar, pemain berpaspor Brasil tersebut mendapat gelar invidivu yang prestisius.
Dengan raihan lima gol, Matos merupakan top skor Piala Presiden 2019, bersandingan dengan penyerang Persebaya Manu Jalilov.
Tangan dingin Kolev pun menghadirkan prestasi lainnya. Persija jadi tim paling fair play di Piala Presiden kali ini. Hanya lima kartu kuning diterima Persija sepanjang gelaran Piala Presiden 2019.
"Iya. Memang banyak perubahan. Siapapun pelatihnya, pergantian pelatih tentunya akan banyak sisi kelebihan-kelebihannya yang diterapkan pelatih baru ini," kata CEO Persija, Ferry Paulus.
"Kolev memang menerapkan pola disiplin yang baik, kemudian interaksi dan kondisi tim bersama Kolev itu sangat kondusif. Mulai dari pemain, ofisial, pelatih, bahkan interaksi keluarnya pun Kolev memberikan suatu pelajaran yang baik kepada para pemain," ia menambahkan.
Tidak lengkap rasanya, berbicara soal Persija namun tidak mengkaitkannya dengan kelompok suporter setia mereka, Jakmania. Kelompok suporter yang identik dengan warna oranye itu dinobatkan sebagai Suporter Terbaik di Piala Presiden 2019.
Jakmania terus memberikan dukungan yang luar biasa kepada Persija selama gelaran Piala Presiden 2019. Bahkan, saat Persija melakoni laga babak fase grup di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Jakmania tetap hadir memenuhi tribun penonton.
Bahkan, saat Persija menelan kekalahan dari Kalteng Putra di Stadion Patriot, Jakmania menerimanya dengan lapang dada. Dukungan tetap diberikan meski adanya rasa kecewa dari mereka.
Seperti diketahui, Persija kalah menyakitkan lewat adu penalti pada laga tersebut, setelah bermain imbang 1-1 di waktu normal. Belum lagi gol kontroversial bintang Kalteng Putra, Patrich Wanggai pada menit 56, yang dianggap menggunakan tangan.
Meski demikian, Jakmania tetap menerima kekalahan tim kesayangannya tersebut. Sebagai suporter sejati, Jakmania tetap memberi dukungan penuh, baik di saat timnya sedang berprestasi atau pun sedang terpuruk.
"Kalau dilihat dari proses, suatu proses Jakmania adalah dua tahun terakhir ini, mereka improvement yang sangat luar biasa. Ketum (Jakmania) Ferry Indrasjarief yang menularkan keberhasilan Persija mendapatkan The Best Supporter (di Piala Presiden 2019)," ujar Ferry Paulus.
"Ini juga harus dipertahankan dan dijaga baik-baik. Terutama pada saat laga-laga kandang berikutnya," Ferry menambahkan.
Ketua Steering Committee Piala Presiden 2019, Maruarar Sirait pun memberikan apresiasi kepada suporter yang tampil luar biasa sepanjang turnamen. Ia berharap suporter Indonesia semakin baik ke depannya.
"Ini merupakan tanda bahwa tiap tahun perkembangan turnamen ini terus ada. Ini menunjukkan kembali bergairahnya persepakbolaan nasional . Terpenting suporter mulai mau lebih baik lagi dalam mendukung timnya (tanpa adanya aksi rasis dan lain sebagainya)," tutur Maruarar.
Well, Persija tentu tak bisa dianggap gagal total di Piala Presiden 2019. Satu penghargaan untuk klub, satu penghargaan untuk individual, serta satu untuk Jakmania membuktikan bahwa Persija tetap eksis di Piala Presiden 2019!