Suara.com - Persija Jakarta terpilih sebagai tim paling fair play di Piala Presiden 2019. Padahal, kiprah Persija di turnamen edisi keempat itu hanya sampai di babak perempatfinal.
Macan Kemayoran --julukan Persija-- terhenti pada babak delapan besar setelah dikalahkan oleh Kalteng Putra lewat drama adu penalti dengan skor 4-5. Itu setelah kedua tim bermain imbang 1-1 di waktu normal.
Sebagai juara Piala Presiden tahun 2018, Persija memang tampil kurang greget pada edisi kali ini. Jadwal padat --Persija juga tengah tampil di Piala AFC 2019, serta absennya beberapa pemain kunci membuat Macan Kemayoran tampil kurang tajam, terutama di lini depan.
Meski begitu, Persija masih bisa meraih prestasi. Hal itu dibuktikan dengan dinobatkannya klub kesayangan Jakmania itu sebagai tim paling fair play.
Baca Juga: CEO Persija Nilai Jakmania Layak Dapat Predikat Suporter Terbaik
CEO Persija, Ferry Paulus menilai keberhasilan ini berkat tangan dingin pelatih kepala klub, Ivan Kolev. Sejak fase grup hingga babak perempatfinal, Persija menjadi tim yang paling sedikit memperoleh kartu.
"Iya, memang banyak perubahan. Siapapun pelatihnya, pergantian pelatih tentunya akan ada sisi kelebihan-kelebihannya yang diterapkan pelatih baru ini," kata Ferry Paulus di lapangan PS AU, Halim Perdanakusuma, Sabtu (13/4/2019).
"Kolev memang menerapkan pola disiplin yang baik, kemudian interaksi dan kondisi tim bersama Kolev itu sangat kondusif. Mulai dari pemain, ofisial, pelatih, bahkan interaksi keluarnya pun Kolev memberikan suatu pelajaran yang baik kepada para pemain," ungkapnya.
Gelandang serang Persija, Bruno Matos juga memperoleh penghargaan, yakni Top Skor Piala Presiden 2019. Jakmania yang merupakan kelompok suporter Persija juga dinobatkan sebagai suporter terbaik.
Sementara jawara Piala Presiden 2019 jatuh kepada Arema FC. Itu setelah Tim Singo Edan mengalahkan Persebaya di final dalam sistem dua leg, dengan agregat kesluruhan 4-2.
Baca Juga: Jadi Top Skor Piala Presiden 2019, Bruno Matos: Puji Tuhan