"Sehari sebelum laga, kami melihat pertandingan antara Real Madrid dan Ajax, Barcelona melawan PSG (pada musim 2016/2017). Itu adalah skenario yang mirip dan menunjukkan bahwa semangat pantang menyerah dalam sepak bola itu penting," ungkap Solskjaer.
Ia juga memuji semangat juang skuatnya, yang rata-rata masih bocah tapi mampu mengalahkan bintang-bintang lapangan hijau milik PSG.
Sebagai catatan, United melakoni laga tersebut tanpa diperkuat oleh sejumlah pemain bintang seperti Paul Pogba, Nemanja Matic, Ander Herrera, Anthony Martial, Juan Mata, atau Alexis Sanchez.
Pada laga itu, Rashford masih berusia 21 tahun, tapi mampu menguasai emosi saat head to head melawan kiper gaek sekelas Buffon.
Baca Juga: Menuju Bulan, Robot Israel Kirim Foto Selfie Berlatar Bumi
Di sisi lapangan, ada Andreas Pereira yang baru berusia 23 tahun tapi mampu meliuk-liuk pada sayap kiri, dan terkadang menyeruak masuk ke kotak penalti.
Agak masuk ke tengah, Ole menempatkan McTominay, gelandang 22 tahun yang rajin naik-turun untuk menghancurkan aliran bola dari maestro PSG Verratti.
Ketika mengalami kebuntuan untuk mencetak gol, Ole memasukkan Diogo Dalot, pemain serba bisa berusia 19 tahun yang membidani penalti kemenangan United.
Pun demikian Tahith Chong dan Mason Greenwood, dua nama yang benar-benar masih berusia belasan tahun tapi dipercaya Ole melakoni laga tingkat Eropa malam itu.
"Para pemain kami muda dan segar, yang memberi kami energi lebih ketika kami butuh gol dan kemenangan ini.”
Baca Juga: Peran Sir Alex dalam Kemenangan Fenomenal Manchester United di Paris
Bagi Solksjaer sendiri, laga itu tampak seperti de javu. Sebab, sekali lagi ia menunjukkan kualitas dirinya kepada sang mentor: Sir Alex Ferguson, yang bersama legenda mereka, Eric Cantona, menonton langsung pertandingan tersebut.