Penunjukkan Solari tersebut, dinilai banyak pihak, diselimuti keragu-raguan. Pasalnya saat itu manajemen Real Madrid menginginkan Mauricio Pochettino (manajer Tottenham Hotspur) untuk mengisi 'kursi panas' di Bernabeu. Sayangnya, tak ada jawaban dari manajer asal Argentina yang kini menjadi salah satu manajer ternama di Liga Premier Inggris tersebut.
Kurang lebih sudah empat bulan Solari menjadi juru taktik El Real. Direntang waktu tersebut, Solari memang berhasil membawa Madrid kembali bersaing di papan atas klasemen La Liga.
Akan tetapi juga tidak lepas dari kekalahan mengejutkan dari tim-tim non unggulan di Liga Spanyol seperti Eibar, Real Sociedad, Leganes dan Girona. Plus kekalahan dari CSKA Moscow di leg pertama babak 16 besar Liga Champions.
Melirik catatan kekalahan mengejutkan Madrid di atas, ditambah pembantaian di leg kedua Copa del Rey, rasanya tidak berlebihan jika El Clasico jilid dua musim ini akan menjadi penentu nasib Solari di Bernabeu.
Baca Juga: Sulit untuk Boyong Ivan Rakitic dari Barcelona, Kenapa ?
Meski sebelumnya Presiden Real Madrid Florentino Perez disebut-sebut memberi dukungan penuh kepadanya, hal itu tidak bisa dijadikan jaminan. Mengingat apa yang terjadi pada Carlo Ancelotti, Rafael Benitez dan Julen Lopetegui. Bahkan Zinedine Zidane yang berhasil mempersembahkan tiga trofi Liga Champions secara beruntun pun, di akhir cerita, memilih untuk hijrah.
Apa yang salah dengan formasi 4-3-3 dan strategi Solari di Bernabeu?
Kekalahan Madrid di leg kedua Copa del Rey memang cukup mengejutkan. Melihat aksi para penggawa Los Blancos di babak pertama, rasanya sulit dipercaya jika di akhir pertandingan Real Madrid takluk dengan tiga gol tanpa balas dari Barcelona.
Di sepanjang babak pertama Vinicius Junior mendapat banyak sekali peluang, bahkan peluang mencetak hattrick ke gawang Barcelona di sepanjang babak pertama. Hanya saja penyelesaian akhir yang buruk dan aksi gemilang Marc-Andre ter Stegen mengkandaskan semua peluang tersebut.
Melirik statistik pertandingan, 11 tendangan ke gawang dilepaskan Real Madrid dengan empat diantaranya tepat sasaran. Sedangkan barcelona disepanjang pertandingan hanya melepaskan tiga tendangan ke gawang dengan dua diantaranya menuju sasaran.
Baca Juga: Permalukan Real Madrid, Barcelona Torehkan Tinta Emas di Ajang Copa del Rey
Data di atas rasanya sudah cukup untuk menggambarkan siapa yang lebih banyak menebar ancaman. Di laga tersebut, Barcelona pun terlihat kurang greget dan sangat jauh dari penampilan terbaik mereka.