Suara.com - Persita Tangerang mencoba mengejar defisit gol 1-4 saat menjamu Arema FC di leg kedua Piala Indonesia. Pelatih sementara Persita Wiganda Saputra akan menerapkan strategi menyerang bila ada peluang saat menghadapi Arema FC.
Tim berjuluk Pendekar Cisadane akan melakoni laga kandang di Stadion Sport Center, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang pada Minggu (3/2/2019). Pada leg pertama Persita kalah 1-4 dari Arema di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (26/1/2019).
Pada leg pertama itu, Persita hanya mampu mengurangi kekalahan melalui tendangan Chandra Waskito Kusumawardana menit ke-59. Kini Persita mencoba memanfaatkan peluangnya sebagai tuan rumah menghadapi tim yang bermain di Liga 1 ini.
"Itu dinamis, jangan hanya terpaku dengan tampilan tim yang beda kasta apalagi diperkuat pemain asing," kata Wiganda Saputra di Tangerang seperti dilansir Antara, Kamis.
Baca Juga: Didukung JK Jadi Ketum PSSI, Ini Tanggapan Erick Thohir
Wiganda mengatakan untuk bertemu Arema dengan mengubah posisi bahwa pemain senior diturunkan lebih awal sehingga pola penyerangan dan bertahan lebih bervariasi.
Arema bertengger pada Liga I diperkuat tiga pemain asing dan diturunkan pelatih Milomir Seslija yakni Arthur Cunha Da Rocha (belakang), Pavel Smolyachenco (tengah) dan Robert Lima Guimaraes (depan) ketika bertemu Persita.
Namun Wiganda ditetapkan manajemen sebagai pelatih sementara menunggu pelatih kepala Widodo Cahyono Putro menjalani kursus kepelatihan di Spanyol rampung.
Dia mengatakan pada lini belakang menurunkan Rio Ramandika dan Syarif Wijianto dengan mengandalkan pemain tengah Ade Jantra serta kapten tim Egi Melgiansyah.
Pelatih alumni Primavera itu mengatakan pemain sebaiknya menunjukan kinerja terbaik seperti pada leg pertama di Malang tapi babak kedua, karena masih mampu mengimbangi tim yang beda kasta.
Baca Juga: Imbang Lawan Kepri 757 Jaya, Ivan Kolev Singgung Kondisi Lapangan
Dia menyadari tim asuhan Liga II yang levelnya beda, biasanya jika diperkuat pemain asing, ketika didekati langsung mengirim bola ke teman dan tidak berani mempermainkannya.