Suara.com - Sriwijaya FC mengalahkan USU Medan dengan skor telak 6-2 pada pertandingan leg pertama babak 32 Piala Indonesia yang berlangsung di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, Rabu (30/1/2019).
Kemenangan pada pertandingan ini membuka peluang Laskar Wong Kito melaju ke babak 16 asalkan pada laga leg kedua di Medan pada 7 Februari mendatang, tim ini minimal tidak dikalahkan USU Medan dengan skor 0-4.
Pertandingan itu sendiri didikte tuan rumah sejak menit awal. Sriwijaya FC langsung menerapkan strategi menyerang. Hasilnya, dua gol berhasil diciptakan Slamet Budiono pada menit ke-7 dan menit ke-25.
Tertinggal dua gol, USU mencoba membalas. Peluang untuk menjebol gawang Sriwijaya FC terbuka lebar ketika strategi serangan balik tidak mampu diredam. Adalah Riki Ari Putra Harahap yang mampu menjebol gawang SFC yang dijaga Dickri Yusron. Skor berubah 2-1 untuk SFC.
Baca Juga: Persib Imbang Tanpa Gol Lawan Persiwa di Piala Indonesia
Dalam situasi tersebut, tanpa diduga Slamet Budi diganjar kartu merah oleh wasit lantaran menjegal keras pemain lawan. Walhasil SFC harus bermain dengan 10 pemain sejak menit 38.
Memasuki babak kedua, SFC kembali menaikkan tempo permainan seiring dengan mulai terbacanya irama permainan USU Medan. Penyerang SFC Risky Dwi Ramadhana dapat menceploskan gol setelah menerapkan strategi one two dengan TA Musafri. Skor berubah 3-1 untuk Laskar Wong Kito.
Tertinggal tiga satu, USU Medan mencoba mengubah pola permainan dengan menarik sejumlah pemain. Namun upaya tersebut tak berjalan mulus, karena SFC kembali mencetak gol melalui Yogi Novrian pada menit ke-53, dan dua gol dari Musafri pada menit 71 dan menit 75. Sehingga skor berubah 6-1.
USU hanya mampu memperkecil ketertinggalan di penghujung babak kedua melalui skema serangan balik dari sepakan Riki Air Harahap. Skor akhir pun menjadi 6-2 untuk kekalahan USU Medan.
Pelatih USU Medan Yudha Hendrawan, mengakui timnya kesulitan mengimbangi tuan rumah. Apalagi, dalam laga ini USU, yang menghuni Liga 3, mayoritas diperkuat pemain muda yang miskin pengalaman.
Baca Juga: Piala Indonesia: PSM Makassar Susah Payah Tundukkan Kalteng Putra
"Pemain kami mayoritas berusia 18 dan 19. Pemain kami sangat terlihat kurang pengalaman, dan kurang improvisasi di lapangan. Tapi kami memetik banyak pelajaran di sini, ujarnya.