"Nominal untuk memberikan uang ke wasit itu beragam ada yang Rp25 juta, ada yang Rp30 juta. Kalau jumlahnya berapa berapa ke setiap wasit itu dibagi mereka sendiri, saya hanya memberikan utuh," ucapnya.
Sementara itu, ia juga membenarkan dirinya pernah dimintai bantuan oleh mantan Direktur PT Liga Indonesia, Andi Darussalam Tabusala untuk memenangkan kesebelasan Kalteng Putra.
"Memang betul sekali itu tidak bohong. Dia bilang ke saya, Git tolong bantu memenangkan pertandingan," katanya.
Vigit mengungkapkan, dia diminta membantu memenangkan Kalteng Putra saat melawan Semen Padang di babak 8 besar Liga 2 Indonesia 2018, tapi tidak berhasil mengatur pertandingan tersebut.
Baca Juga: Vigit Waluyo Sebut Bisa Jadi Juara Liga 1 Sudah Disetting
"Akhirnya kalah juga. Karena pertandingan saat itu wasitnya semua dari Sumatera, yang bermain klub asal Sumatera yaitu Semen Padang. Dan bermain di Padang pula," ujar Vigit.
Pada kesempatan sama, Vigit membantah dirinya dikendalikan bandar judi internasional yang ada di Thailand untuk mengatur pertandingan sepak bola di Liga Indonesia.
Ia mengaku dalam mengatur skor tidak mencari keuntungan apapun, selain agar klub yang dibinanya terus eksis di persepakbolaan Tanah Air.
Hal itu dilakukan Vigit untuk memberikan gambaran kepada PSSI, bahwa PSSI itu harus memperhatikan kepada anggota dan klub-klubnya.
"Seharusnya PSSI menyadari klub ini butuh dana, karena tidak ada APBD. Intinya harus memberikan solusi tentang pendanaan. Kalau dana yang diberikan kecil, mana mungkin klub itu bisa ikut kompetisi," katanya seperti dimuat Antara.
Baca Juga: Komdis PSSI: Vigit Waluyo Dilarang Beraktivitas di Sepak Bola Seumur Hidup