Suara.com - Kepri 757 Jaya harus mengakui keunggulan Persija Jakarta di leg pertama babak 32 besar Piala Indonesia 2018. Dalam laga yang berlangsungdi Stadion Patriot, Bekasi, Rabu (23/1/2019), Kepri dibantai Persija dengan delapan gol berbalas dua.
Pelatih Kepri 757Jaya Regi Aditya mengaku tidak menyangka timnya bakal kalah dengan skor sangat telak. Namun, terlepas dari pembantaian di Stadion Patriot, pertandingan melawan Persija disebut Regi sebagai pelajaran yang berharga.
Regi bertekad untuk bekerja maksimal pada leg kedua yang akan berlangsung pada 31 Januari mendatang. Bermain di markas sendiri, meski sulit, Regi bertekad untuk meraih hasil berbeda.
"Pertandingan yang berat, tapi penuh dengan makna. Kami selesaikan dengan maksimal. Kami akan selesaikan pertandingan terakhir dengan maksimal, apapun hasilnya nanti," kata Regi dalam jumpa pers usai laga.
Baca Juga: Marko Simic Resmi Perpanjang Kontrak 4 Tahun di Persija
Regi menyebutkan sama sekali tidak menduga timnya bisa kalah dengan skor yang besar. Ia juga menyadari perbedaan kualitas timnya yang ada di Liga 3 dengan Persija yang merupakan jawara Liga 1.
"Terus terang 8 gol di luar prediksi kami. Babak pertama tidak sesuai dengan game plan kami. Babak kedua kita coba perbaiki, melakukan sesuai skema. Tapi, tidak bisa dipungkuri fisik kami tertinggal," katanya.
Sementara itu, pemain Kepri 757 Jaya Muhammad Ridho mengaku senang meski menelan kekalahan telak. Selain menghadapi sejumlah pemain idolanya, Ridho mendapat pelajaran berharga dari kekalahan telak di Patriot.
"Laga ini sangat berkesan. Kami bermain senang, sangat lepas melawan idola kami. Semoga kami bisa main lebih baik lagi di batam, kami akan kerja keras lagi," ujar Muhammad Ridho.
Baca Juga: Penjelasan Persija Soal Empat Pemainnya Gagal Main di Liga Champions Asia