Malaysia Ukir Rekor Kasus Tunggakan Gaji Pemain Sepakbola Tertinggi di Asia

Galih Priatmojo Suara.Com
Selasa, 22 Januari 2019 | 14:54 WIB
Malaysia Ukir Rekor Kasus Tunggakan Gaji Pemain Sepakbola Tertinggi di Asia
Para pemain timnas Malaysia (kuning hitam) berjabat tangan dengan pemain timnas Indonesia sebelum dimulainya laga persahabatan di Solo, Jawa Tengah, pada 6 September 2016 [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gaji menunggak sepertinya jadi pemandangan yang biasa di kompetisi sepakbola Indonesia. Pun demikian nyatanya di kompetisi di liga Malaysia. Siapa sangka kasus tunggakan gaji pemain sepakbola di Malaysia bahkan disebut yang paling tinggi di Asia.

Dilansir dari bharian.com, sengkarut soal tunggakan gaji pemain di kompetisi sepakbola Malaysia sudah mencapai kondisi nan kritis. Federasi sepakbola Malaysia (FAM) menyebutkan telah mendapat hingga 262 laporan perihal masalah tunggakan gaji pemain sejak 2016 lalu. Situasi ini pun menempatkan masalah tunggakan gaji di Malaysia sebagai yang paling tinggi di Asia.

"Jumlahnya mungkin lebih tinggi jika ditambahkan ke dugaan kasus pembayaran lainnya yang belum masuk ke FAM, terutama di tingkat Komite Status atau Komite Disiplin," terang Sekjen FAM, Stuart Ramalingam.

Lebih jauh Stuart mengungkapkan jumlah itu melibatkan antara delapan hingga 10 tim yang bermain di Liga musim ini.

Baca Juga: Tanpa Pemain Asing di Liga Champions Asia, Ismed Sofyan: Kendala Buat Kami

Sebanyak 60 persen dari total kasus melibatkan tim Hanelang FC, Terengganu City FC (TCFC), Kuantan FA dan Marcerra United.

"Sebanyak 262 kes dan jumlah itu adalah yang paling tinggi di Asia," ungkapnya.

Ia juga menyebutkan bahwa kasus serupa yang lebih besar tengah dialami tim asal Perlis (negara bagian di Malaysia). Namun, presiden Asosiasi Sepak Bola Perlis Datuk Amizal Shaifit Ahmad Rafie menegaskan mereka tidak pernah menangani berbagai masalah termasuk tunggakan gaji seperti yang diajukan oleh pemain Perlis Northern Lions 2 (PNL 2).

Untuk mengurangi jumlah kasus, FAM pun berinisiatif untuk menahan hibah tahunan tim dan 'menyimpan' uang setoran tim atau subsidi apa pun untuk digunakan sebagai jaminan guna menyelesaikan tunggakan gaji.

Stuart mengatakan langkah itu untuk memastikan bahwa tidak ada tunggakan gaji yang akan terjadi di masa depan.

Baca Juga: Terancam Tanpa Pemain Asing di Liga Champions Asia, Ini Kata Ivan Kolev

Pada saat yang sama, semua tim diberikan waktu hingga pertengahan Februari untuk meninjau pembayaran terutang yang telah diselesaikan.

"Keputusan untuk memblokir (hibah) telah dibuat. Kami berikan waktu untuk semua tim hingga pertengahan Februari untuk memperbarui terkait laporan masalah tunggakan gaji pemain," lanjutnya.

"Jika tidak ada pembayaran, itu (hibah) akan diblokir sebagai jaminan atas gaji yang belum dibayar."

"Perjanjian bersama antara MFL dan FAM adalah untuk mengklarifikasi hutang semua tim, dan ini bukan pekerjaan kami (FAM) tetapi harus dilakukan," jelasnya.

Presiden FAM, Rezal Zambery Yahya menyebutkan salah satu faktor membengkaknya kasus tunggakan gaji pemain lantaran klub menggaji pemain terlalu tinggi sementara tak sepadan dengan pendapatan dari klub tersebut.

"Ya, beberapa tim memberi alasan (gaji pemain terlalu tinggi), ada juga alasan mengapa mereka tidak mendapatkan dana atau sponsor yang cukup," ungkapnya seperti dilansir dari utusan.com.

Sumber: Bolatimes.com

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI