Finis Kedua Bersama Man United, Pencapaian Terbaik dalam Karier Mourinho

Rully Fauzi Suara.Com
Jum'at, 18 Januari 2019 | 19:21 WIB
Finis Kedua Bersama Man United, Pencapaian Terbaik dalam Karier Mourinho
Mantan manajer Manchester United, Jose Mourinho. [Oli SCARFF / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tak ada yang meragukan status Jose Mourinho sebagai manajer top, meski dirinya telah dipecat Manchester United pada 18 Desember 2018 lalu. Gelar demi gelar telah diraihnya bersama klub-klub top Eropa yang pernah ditanganinya.

Meski demikian, Mourinho rupanya memilih finis kedua bersama Man United pada Liga Inggris musim lalu, sebagai pencapaian terbaik dalam karier manajerialnya yang panjang nan sukses, alih-alih juara Liga Champions bersama Inter Milan dan Porto atau juara Liga Spanyol bersama Real Madrid serta juara Liga Inggris bersama Chelsea misalnya.

Pernyataan ini disampaikan Mourinho saat menjadi pandit untuk stasiun televisi olahraga yang berbasis di Qatar, beIN Sports, Jumat (18/1/2019).

Well, pelatih berusia 55 tahun itu memang kini memiliki banyak waktu senggang lantaran menganggur usai dipecat Man United, yang tampil buruk sejak awal musim 2018/2019 ini.

Baca Juga: Dipecat, Mourinho Sindir Buruknya Struktur di Manchester United

"Jika saya memberi tahu Anda bahwa saya menganggap salah satu pencapaian terbaik dalam karier saya, bahkan mungkin yang terbaik, adalah berada di urutan kedua dengan Man United di Premier League, Anda mungkin mengatakan; 'orang ini gila'," buka Mourinho kepada beIN Sports.

"Dia (Mourinho sendiri) memenangkan 25 gelar (sepanjang karier manajerialnya), dan dia mengatakan finis kedua adalah satu prestasi terbaiknya di sepakbola, Anda mungkin menganggap saya aneh. Tapi itulah faktanya, saya merasa pencapaian bersama Man United itu adalah sesuatu yang spesial," celotehnya.

"Apa yang dikatakan para pengamat berbeda dengan yang terjadi di kamar ganti. Musim lalu, saya butuh energi lebih untuk menangani segala hal, baik itu sisi teknis maupun tekanan dari luar lapangan. Kalau saja orang tahu apa yang terjadi di dalam kamar ganti, dan tidak hanya tahu dari luarnya saja, mungkin orang akan memberikan kredit lebih atas pencapaian Man United di Liga Inggris musim lalu, yang mana adalah finis kedua," tukas pelatih berpaspor Portugal itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI