Suara.com - Satuan Tugas (Satgas) Anti Mafia Bola kembali mengamankan satu tersangka atas nama Nurul Safarid terkait kasus pengaturan skor dalam ajang Liga 2 dan Liga 3 2018 pada Selasa (8/1/2019).
Nurul, yang merupakan seorang wasit, disebut menerima suap sekira Rp 45 juta saat memimpin pertandingan antara Persibara Banjarnegara kontra Persekabpas Pasuruan.
Keterlibatan Nurul disebutkan lantaran sehari sebelum pertandingan, tepatnya pada bulan Oktober 2018, sang pengadil laga bertemu dengan Priyanto, Johar Lin Eng, serta Dwi Irianto alias Mbah Putih. Ketiga nama terakhir sudah lebih dahulu jadi tersangka dalam kasus pengaturan skor ini.
Persamuhan tersebut, yang turut dihadiri dua asisten wasit dan inspektur pertandingan, disebut dihelat untuk membahas perihal upaya untuk memenangkan Persibara Banjarnegara.
Baca Juga: Hasil Undian Putaran Keempat Piala FA: Man United Tandang ke Markas Arsenal
Untuk dapat memenangkan pertandingan tersebut, wasit Nurul sendiri disebut diiming-imingi uang puluhan juta rupiah. Well, semua ini diungkapkan Ketua Tim Media Satgas Anti Mafia Bola, Kombes Pol Argo Yuwono di Polda Metro Jaya.
"Pada saat pertemuan itu, tersangka P memberikan uang dengan janji Rp 45 juta," ungkap Argo, Selasa (8/1/2019).
Argo mengatakan, uang yang dijanjikan tersebut tidak langsung diberikan sepenuhnya. Sebab pada pertemuan tersebut, Priyanto hanya memberikan pembayaran awal sebesar Rp 30 juta.
Sesuai rencana, laga kontra Persekabpas sendiri akhirnya dimenangi Persibara dengan skor telak 3-0. Setelah laga, Dwi Irianto alias Mbah Putih pun kembali memberikan uang tunai sebesar Rp 10 juta.
Dan tak lama berselang, Nurul kembali menerima uang sisa pembayaran sebesar Rp 5 juta.
"Kemudian setelah pertandingan, inisial DI memberikan 10 juta. Kemudian 5 juta sisanya di transfer," beber Argo.
Argo sendiri mengungkapkan, wasit Nurul Safarid ditangkap di Garut, Jawa Barat. "Nurul Safarid adalah wasit pada pertandingan Persibara melawan Pasuruan," ujarnya.