Suara.com - Tahun 2018 akan segera tutup buku, tentu menarik membahas seputar dunia sepakbola dalam setahun belakangan, termasuk dari Liga Inggris yang masih diklaim banyak orang sebagai liga terbaik sekaligus paling bergengsi di jagat raya.
Well, bicara Liga Inggris, maka dua klub top, Manchester City dan Liverpool jelas jadi highlight sekaligus headline di 2018. Man City praktis sangat perkasa di sepanjang musim 2017/2018, sebagaimana mereka akhirnya keluar sebagai juara Liga Inggris pada Mei 2018.
Kompetisi musim lalu pun bisa dibilang menjadi salah satu gelaran Premier League yang paling tidak kompetitif, setelah Man United mendominasi di medio 1990-an dan pada 2007-2009, serta Arsenal dan Chelsea berjaya pada awal 2000-an.
Man City memang amat superior di Liga Inggris 2017/2018, The Citizens tak bisa ditandingi oleh rival-rival mereka. Skuat besutan Pep Guardiola sudah memastikan diri jadi kampiun pada pekan-33, saat kompetisi masih menyisakan lima matchweek lagi.
Baca Juga: Ulah Mohamed Salah saat Lawan Arsenal Bikin Jurgen Klopp Hampir Menangis
Tak hanya itu, Man City juga mengakhiri kompetisi dengan keunggulan 19 poin dari pesaing terdekat mereka di klasemen, yang tak lain tak bukan adalah sang rival sekota, Manchester United.
Pencapaian ciamik Man City tersebut pun ditambah dengan sederet rekor fantastis, yang mungkin tak akan terulang lagi di masa depan.
Well, sebut saja raihan poin terbanyak dalam satu musim kompetisi top-flight Inggris sepanjang sejarah, perolehan poin terbanyak sepanjang sejarah klub dalam satu musim, rekor gol paling produktif dan lain sebagainya.
Ya, raihan poin Man City di Liga Inggris 2017/2018 merupakan yang terbanyak dalam satu musim sepanjang sejarah Premier League, bahkan mengalahkan rekor poin terbanyak dalam satu musim saat kompetisi masih bernama Divisi Utama Liga Inggris.
The Citizens menyabet gelar liga musim lalu dengan total mengoleksi 100 poin, hasil dari 32 kemenangan, empat hasil imbang, dan hanya dua kali kalah!
Baca Juga: Emery Sebut Pertahanan Arsenal Remuk Gara-gara Trio Firmansah
Torehan tersebut mematahkan rekor Chelsea pada musim 2004/2005 silam. Kala itu The Blues asuhan Jose Mourinho menjadi juara Liga Inggris dengan raihan 95 poin.
Man City juga sukses menyarangkan total 106 gol pada Liga Inggris musim lalu dari 38 pertandingan, yang membuat Manchester Biru menjadi tim paling produktif dalam satu musim sepanjang sejarah Premier League, mengalahkan rekor 103 gol milik Chelsea asuhan Carlo Ancelotti pada 2009/2010.
Well, torehan Man City tersebut memang belum mampu mematahkan rekor gol dalam satu musim kompetisi top-flight Inggris, yang masih dipegang Aston Villa dengan raihan 128 gol pada musim 1930/1931.
Namun, saat itu kompetisi Divisi Utama Liga Inggris masih memainkan 42 pertandingan dalam satu musim, sementara catatan 106 gol Man City pada musim lalu dibuat dari 38 laga.
Rekor selanjutnya yang dibukukan Man City musim lalu adalah kemenangan terbanyak dalam satu musim Liga Inggris. Man City berhasil merengkuh 32 kemenangan, dan mematahkan rekor Tottenham Hotspur dengan 31 kemenangan yang diraih di era Divisi Satu pada musim 1960/1961.
Tak cukup sampai di situ, Man City juga berhasil meraih rekor kemenangan beruntun terbanyak dalam semusim di Premier League. Man City musim lalu berhasil melalui 18 pertandingan dengan selalu meraih kemenangan, mengalahkan rekor milik Chelsea pada musim 2016/2017 (13 kemenangan).
Tak ketinggalan, musim lalu Man City juga mencatatkan rekor kemenangan tandang terbanyak dalam satu musim. David Silva dan kolega mampu meraih 16 kemenangan di kandang lawan, lagi-lagi mengungguli rekor Chelsea pada musim 2004/2005 dengan 15 kemenangan tandang.
Well, Man City juga mencetak rekor Premier League, terkait juara dengan selisih poin terbanyak dari rival terdekat. Dengan keunggulan 19 poin dari Man United musim lalu, Man City mematahkan rekor The Red Devils saat menjadi jawara Liga Inggris 2000/2001, yang mana saat itu sang tetangga unggul 18 poin dari pesaing terdekat mereka di klasemen akhir.
Dan yang terakhir, Man City 2017/2018 juga mencetak rekor selisih gol terbesar dalam satu musim Liga Inggris, yakni surplus 79 gol, sebagaimana The Citizens menyarangkan 106 gol dan merupakan tim yang paling sedikit kebobolan di Liga Inggris musim lalu dengan 26 gol.
Sebagai catatan tambahan, Liga Inggris musim 2017/2018 juga menjadi penanda runtuhnya kedigdayaan Chelsea. Keluar sebagai kampiun semusim sebelumnya, The Blues hanya bisa finis kelima musim lalu.
Gagal finis di top four pada klasemen akhir, Chelsea pun harus puas hanya tampil di Liga Europa musim ini. Raihan minor tersebut membuat Antonio Conte harus kehilangan jabatannya sebagai pelatih kepala klub London Barat tersebut.
Sementara untuk trofi Sepatu Emas sebagai penghargaan top skor Liga Inggris 2017/2018, winger Liverpool Mohamed Salah berhasil menyabetnya. Menjalani musim pertamanya bersama Liverpool usai digaet dari AS Roma pada musim panas 2017, Salah total membukukan total 32 gol.
Salah pun sukses mematahkan dominasi bomber Tottenham, Harry Kane yang keluar sebagai top skor dalam dua musim sebelumnya.
Tak hanya itu, megabintang Timnas Mesir berjuluk ‘Firaun Anfield’ itu juga mampu menggelontorkan total 44 gol untuk Liverpool di semua kompetisi pada musim 2017/2018!
Wenger Resign, London Kedatangan Dua Pelatih Top
2018 sendiri menjadi tahun perpisahan Arsenal dengan Arsene Wenger, sosok manajer yang telah setia membesut mereka sejak 1996. Wenger mundur dari jabatannya pada penghujung musim 2017/2018, mengakhiri 22 tahun rezimnya membesut klub London Utara tersebut.
Secara total, manajer asal Prancis berjuluk The Professor tersebut telah memimpin Arsenal pada 1.235 pertandingan, dengan torehan 707 kemenangan, 208 hasil seri, dan 248 kekalahan di semua kompetisi, dengan presentasi kemenangan 57,2 persen.
Kehilangan sang sosok ikonik, manajemen Arsenal pun menunjuk Unai Emery sebagai pelatih anyar pada musim panas 2018. Hattrick gelar Liga Europa bersama Sevilla dan segudang pencapaian domestik bersama Paris Saint-Germain membuat board Arsenal tertarik untuk memakai jasa eks pelatih Valencia tersebut di Emirates Stadium.
Masih bicara soal klub asal London, Chelsea juga mengalami pergantian manajerial pada musim panas 2018. Antonio Conte dipecat lantaran menukiknya performa Chelsea di musim lalu, usai sukses menjuarai Liga Inggris pada musim 2016/2017.
Sebagai suksesor, The Blues pun menunjuk Italiano lainnya, Maurizio Sarri sebagai pelatih kepala. Sukses menyuguhkan stabilitas dan permainan atraktif ‘Sarri-ball’ bersama Napoli dalam tiga musim belakangan, menjadi alasan Chelsea memilih pelatih berusia 59 tahun itu sebagai juru taktik anyar mereka.
Coutinho Gegerkan Bursa Transfer, Rekor Pogba Belum Terpecahkan
Dari bursa transfer, 2018 cukup digegerkan dengan transfer Philippe Coutinho. Bukan pada musim panas, melainkan pada awal tahun, yakni pada jendela transfer musim dingin Januari 2018.
Well, Coutinho sendiri memang sudah santer dikaitkan dengan Barcelona sejak musim panas 2017, namun gelandang berpaspor Brasil itu baru benar-benar meninggalkan Liverpool menuju Camp Nou enam bulan setelahnya.
Yang membuat geger sendiri sejatinya bukan kepindahan Coutinho, melainkan harga transfernya yang memecahkan rekor transfer penjualan klub Inggris sepanjang sejarah. Liverpool menerima dana tak kurang dari 142 juta pounds dari Barca untuk penjualan Coutinho.
Sementara untuk transfer pembelian, klub-klub Inggris tampaknya kembali sedikit ‘berhemat’ pada 2018. Buktinya rekor transfer Paul Pogba, yakni 89,3 juta pounds saat Man United mendatangkannya dari Juventus pada musim panas 2016, masih menjadi rekor pembelian termahal di Inggris hingga detik ini.
Tragedi di King Power Stadium
Tanggal 27 Oktober 2018 menjadi hari berkabung bagi sepakbola Inggris dan dunia, khususnya teruntuk klub Leicester City. Sang owner, Vichai Srivaddhanaprabha harus meregang nyawa usai mengalami kecelakaan helikopter.
Helikopter yang ditumpangi Vichai diketahui jatuh di dekat area parkir King Power Stadium, markas Leicester pada pukul 20.20 waktu setempat, sekitar satu jam usai The Foxes –julukan Leicester – bertanding melawan West Ham United.
Putri Vichai juga tewas dalam kecelakaan nahas tersebut, ditambah pula dua anggota staf pengusaha asal Thailand tersebut, serta pilot Eric Swaffer dan satu penumpang lainnya.
Dejavu Jose Mourinho
Bulan Desember tampaknya memang menjadi bulan sial bagi Jose Mourinho, tak terkecuali Desember 2018. Mourinho didepak dari jabatannya sebagai pelatih kepala Manchester United pada Selasa (18/12/2018) lalu, tak sampai 48 jam setelah Setan Merah dipermalukan Liverpool di Anfield pada lanjutan Liga Inggris 2018/2019.
Tentu saja kekalahan itu bukan satu-satunya alasan Mourinho kehilangan pekerjaannya, mengingat Man United minim hasil positif sepanjang musim 2018/2019 ini, walaupun Marcus Rashford dan kawan-kawan berhasil lolos dari fase grup Liga Champions.
Namun, kekalahan dari Liverpool pada laga North-West Derby tersebut seolah menjadi batas toleransi kesabaran manajemen Man United pada Mourinho, yang akhirnya menunjuk Ole Gunnar Solskjaer sebagai penggantinya dengan menjabat sebagai carataker hingga akhir musim ini.
Uniknya, tiga tahun silam, juga pada bulan Desember, Mourinho juga didepak dari kursi kepelatihan Chelsea, tepatnya pada 17 Desember 2015. Seperti diketahui, performa Chelsea memang merosot pada musim 2015/2016, padahal semusim sebelumnya mereka tampil dominan dan keluar sebagai juara Liga Inggris.
Bak sebuah dejavu, Mourinho pun kini akhirnya menganggur setelah dipecat pada bulan Desember. Pelatih berjuluk The Special One itu pun tampaknya kini telah berada pada titik akhir dalam karier manajerialnya yang sejatinya penuh kesuksesan.
Liverpool Penerus Kedigdayaan Manchester City?
Man City boleh sangat hebat di 2018, namun performa Liverpool di kancah domestik juga tak kalah istimewa sepanjang tahun ini .
Sukses menembus final Liga Champions musim lalu, meski akhirnya gagal jadi juara usai ditumbangkan Real Madrid, Liverpool musim ini sangat superior di liga, setidaknya di paruh pertama musim. Ini jelas merupakan perkembangan siginifikan lantaran The Reds hanya bisa finis keempat di Liga Inggris 2017/2018.
Ya, Liverpool asuhan Jurgen Klopp tampil cemerlang di paruh pertama Liga Inggris 2018/2019 dan telah memastikan diri sebagai juara paruh musim dengan raihan 54 poin dari 20 laga, serta menjadi satu-satunya tim yang belum terkalahkan sejauh ini dengan raihan 17 kemenangan dan tiga hasil imbang.
Sampai artikel ini diturunkan, Liverpool bahkan unggul sembilan poin dari pesaing terdekat mereka, yakni Tottenham Hotspur yang kini bercokol di peringkat kedua klasemen sementara. Liverpool juga merupakan tim dengan selisih gol terbaik di Liga Inggris 2018/2019 sejauh ini, yakni surplus +40.
Well, akankah Liverpool menjadi yang terbaik di akhir musim nanti dan mengakhiri puasa gelar liga domestik yang telah mereka alami selama 28 tahun? Semuanya akan terjawab pada Mei 2019 nanti, namun bisa jadi hal itu akan terungkap lebih cepat jika The Reds mampu tampil seganas dan sekonsisten Man City musim lalu.