Suara.com - Tahun 2018 segera berganti. Liga Spanyol mulai memasuki masa rehat dan klub peserta La Liga bersiap berbenah di bursa transfer musim dingin demi mendongkrak performa di paruh kedua musim 2018/19.
Salah satu klub yang menjadi sorotan adalah raksasa La Liga, Real Madrid. Sukses Madrid di jagad sepak bola memang tak terbantahkan. Begitu pula dengan tanda-tanda runtuhnya kejayaan klub yang bermarkas di Ibu Kota Spanyol itu di paruh kedua tahun 2018.
Sejarah diukir El Real di akhir musim 2017/18, akan tetapi di musim ini Madrid belum menemukan formula terbaik. Entrenador berganti, namun performa Los Blancos masih juga pasang surut.
Fakta yang menjadi sinyal kuat bagi Madrid untuk segera berbenah jika tidak ingin bernasib sama dengan AC Milan. Klub yang pernah merajai Serie A dan Eropa, yang kini masih berjuang di kancah domestik untuk bisa kembali ke ajang Liga Champions.
![Kapten Real Madrid Sergio Ramos (tengah) mengangkat trofi Liga Champions setelah mengalahkan Liverpool 3-1 di final. LLUIS GENE / AFP](https://media.suara.com/pictures/653x366/2018/05/27/53337-real-madrid.jpg)
Zidane "Golden Era": Rivalitas sengit Madrid dan Barcelona di La Liga dan dominasi Si Putih di kancah Eropa
Baca Juga: Real Madrid Ngebet Pochettino, Siap Kembalikan Gareth Bale ke Tottenham
Di bawah asuhan Zinedine Zidane, Real Madrid mengukir sejarah. Zidane, yang ketika ditunjuk memang minim pengalaman, sempat diragukan banyak pihak. Namun semua itu dijawab pemain legendaris tim nasional Prancis itu dengan torehan tinta emas.
Sedikit flashback, Zidane mengambil alih kepemimpinan Real Madrid di paruh musim 2015/16, tepatnya di bulan Januari 2016. Saat itu Zidane ditunjuk untuk menggantikan Rafael Benitez yang kehilangan jabatannya hanya dalam waktu enam bulan.
Zidane, saat itu, ternyata menjadi jawaban dari pergolakan yang terjadi di dalam klub usai presiden Florentino Perez mendepak Carlo Ancelotti. Zidane berhasil membersihkan stigma negatif yang melekat pada Perez menyusul keputusannya memboyong Benitez. Tiga trofi Liga Champions dipersembahkan Zidane secara beruntun. Yaitu di musim 2015/16, 2016/17 dan 2017/18.
Gemilang di Eropa, kiprah Madrid besutan Zidane di kancah domestik pun mampu menghidupkan kembali rivalitas tim Ibu Kota dengan Barcelona. Tak dipungkiri rivalitas antardua klub raksasa itu membuat kompetisi kasta tertinggi di Negeri Matador, La Liga yang menunjuk bursa taruhan BK8 sebagai ofisial advertising partner dengan memanfaatkan teknologi DBR di setiap laga yang dilakoni Madrid dan Barca, makin kompetitif.
![Reaksi pemain Real Madrid usai gawangnya kebobolan di ajang La Liga [Sumber: BK8]](https://media.suara.com/pictures/original/2018/12/25/58531-real-madrid.jpg)
Memimpin Madrid selama separuh musim 2015/16, Zidane nyaris mengawinkan gelar La Liga dengan Liga Champions. Sayangnya, di akhir musim itu, Madrid yang mengantongi 90 poin kalah satu poin dari Barcelona.
Baca Juga: Hantam Al Ain, Real Madrid Juara Dunia Antarklub 2018
Di musim berikutnya, 2016/17, Zidane berhasil merebut mahkota La Liga dari Barcelona. Balas dendam, di akhir musim itu, Madrid meninggalkan Barcelona dengan tiga poin.
Akan tetapi di akhir musim lalu Madrid gagal mempertahankan mahkota La Liga. Barcelona kembali merebut trofi La Liga dari Madrid.
Kehilangan mahkota La Liga, yang kerjasamanya dengan bursa taruhan BK8 melibatkan enam digit angka dalam mata uang Euro, tak lantas membuat publik Santiago Bernabeu bersedih. Karena trofi Si Kuping Besar ke-13 berhasil di boyong Zidane ke Ibu Kota.
![Zinedine Zidane umumkan dirinya mundur sebagai pelatih Real Madrid dalam jumpa pers di Santiago Bernabeu, Kamis (31/5/2018) [AFP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2018/05/31/79497-zinedine-zidane.jpg)
Sang entrenador angkat kaki hanya dalam hitungan hari, euforia singkat dan pertanda runtuhnya kejayaan Madrid
Hari itu, Kamis, 31 Mei 2018, kabar mengejutkan datang dari Santiago Bernabeu. Empat hari usai Real Madrid mengalahkan Liverpool di final Liga Champions yang digelar di Olimpiyskiy Stadium, Zinedine Zidane meletakkan jabatannya sebagai pelatih Real Madrid .
"Saya mencintai klub ini, dan juga presiden (Florentino Perez) yang memberikan kesempatan kepada saya untuk bermain dan memimpin klub impian saya," ujar Zidane seperti dikutip Independent.
"Tapi semuanya sekarang sudah berubah. Itulah alasan saya mengambil keputusan ini."
Zidane angkat kaki, Madrid pun menunjuk Julen Lopetegui. Penunjukkan yang membuat Lopetegui dipecat Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) satu hari jelang kiprah timnas Spanyol di Piala Dunia 2018.
![Pemain Juventus, Cristiano Ronaldo berselebrasi usai mencetak gol ke gawang Torino pada pekan ke-16 Serie A di Stadion Olimpico Grande Torino, Sabtu (15/12/2018)](https://media.suara.com/pictures/653x366/2018/12/16/95107-pemain-juventus-cristiano-ronaldo-berselebrasi-usai-mencetak-gol-ke-gawang-torino-pada-pekan-ke-16.jpg)
Akan tetapi, masalah Madrid belum usai. Di akhir pekan pertama bulan Juli, giliran Cristiano Ronaldo angkat kaki. Ronaldo memilih untuk meninggalkan Madrid dan merapat ke Juventus dengan nilai transfer sebesar 105 juta euro.
Dalam sebuah kesempatan, pemain yang sudah sembilan tahun bermarkas di Santiago Bernabeu itupun mengaku tidak berat hati meninggalkan Real Madrid.
"Pindah ke Juventus merupakan keputusan mudah. Apa yang telah terjadi di Madrid merupakan sesuatu yang luar biasa, saya memenangi segalanya, keluarga saya tinggal di sana. namun itu merupakan bagian dari masa lalu," ungkap Ronaldo seperti dimuat DAZN pada 23 Agustus.
Masa bakti singkat Julen Lopetegui, tanda runtuhnya kejayaan Real Madrid makin mentereng
Sepeninggal Zidane dan Ronaldo, pertanda berakhirnya kejayaan Madrid makin jelas. Tiga bulan dipimpin Julen Lopetegui, Madrid terpuruk.
Florentino Perez pun naik pitam dan menendang Lopetegui pada 29 Oktober 2018, atau satu hari setelah Real Madrid dipermalukan Barcelona di laga bertajuk El Clasico yang berakhir dengan skor telak 5-1.
Saat pemecatan terjadi, tercatat Lopetegui baru melakoni 10 pertandingan bersama Madrid di La Liga. Total dari 10 pertandingan Madrid di La Liga yang dipimpin Lopetegui, Luka Modric cs membukukan empat kemenangan, dua hasil imbang dan empat kali tumbang.
Mengantongi 14 poin dari 10 laga, Real Madrid saat itu menempati posisi sembilan klasemen sementara La Liga. Posisi terburuk yang pernah diduduki Madrid dalam satu dekade terakhir di kompetisi kasta tertinggi Negeri Matador, La Liga, yang lewat kerjasamanya dengan bursa taruhan BK8 berambisi mengembangkan pasar mereka di Asia.
![Julen Lopetegui memberikan keterangan kepada pers di Santiago Bernabeu menyusul pemecatannya sebagai pelatih Real Madrid, Senin (29/10/2018) [AFP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2018/10/30/42645-julen-lopetegui.jpg)
Pemecatan Lopetegui sempat memicu pro kontra. Banyak yang menilai, kegagalan Lopetegui membesut Madrid bukan karena dirinya tak pandai sebagai juru taktik, akan tetapi ada peran besar Perez dalam merosotnya performa Los Blancos. Yaitu keputusan Perez melepas Ronaldo ke Juventus.
"Cristiano Ronaldo hebat. Apakah dia sombong? kita semua punya kekurangan, tapi kenyataannya dia (Ronaldo) mencetak 50 gol dalam satu musim. Madrid kehilangan bomber andalannya, dan mereka gagal mendapatkan penggantinya. Tak satupun," kata Jose Antonio, ayah Lopetegui, seperti dikutip El Mundo pada 30 Oktober 2018.
"Ada rumor soal Neymar dan pemain lain, tapi tak satupun yang merapat ke Santiago Bernabeu. Mereka (Madrid) mencuri 50 gol dari anak saya," sambungnya.
"Dia (Lopetegui) harus membangun tim dengan skuat seadanya. Tapi dia menerima dan senang dengan skuat yang dimilikinya."
Tanpa kehadiran Cristiano Ronaldo, Real Madrid seakan kehilangan taring. Dari total 14 pertandingan di semua kompetisi yang dilalui Madrid bersama Lopetegui, 21 gol yang tercipta dan 20 kali kebobolan, seakan menegaskan jika Madrid bukan lagi singa buas yang haus akan kemenangan.
![Ekspresi para pemain Real Madrid usai timnya dikalahkan oleh Barcelona di Stadion Camp Nou, Barcelona, Spanyol, Minggu (28/10). [AFP/Josep LAGO]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2018/10/29/12682-barcelona-vs-madrid.jpg)
Di masa kepemimpinannya, Lopetegui mencoba untuk mengembalikan ketajaman lini depan Los Blancos, yang menjadi masalah besar sepeninggal Ronaldo. Berbagai cara dicoba untuk meningkatkan daya gedor El Real lewat formasi menyerang ideal 4-3-3 yang berubah menjadi 4-5-1 ketika bertahan, namun hasilnya tetap negatif.
Singkat kata, Madrid memang membutuhkan sosok penyerang yang bisa diandalkan. Perez memang sempat gembar-gembor untuk mendatangkan Eden Hazard dan Neymar untuk menggantikan Ronaldo. Tapi tak satu pun yang berhasil diboyong ke Santiago Bernabeu.
Tak bisa dipungkiri, ketiadaan sosok pemain yang bisa menjadi pembeda di saat-saat genting macam Ronaldo menjadi salah satu faktor penting terpuruknya Madrid di awal musim 2018/19. Sosok pemain yang tidak pernah dimiliki Lopetegui di masa kepelatihannya di Real Madrid yang seumur jagung.
![Pelatih baru Real Madrid Santiago Solari [AFP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2018/11/13/80069-santiago-solari.jpg)
Tugas berat Solari menjaga Los Galacticos dari keruntuhan
Lopetegui ditendang, Santiago Solari pun diangkat sebagai pelatih. Hingga paruh musim, performa Madrid di bawah asuhan Solari cukup baik namun masih jauh dari kata memuaskan.
Solari saat ini berhasil mendongkrak posisi Madrid. Dari papan tengah ke posisi empat klasemen sementara La Liga dengan 29 poin. Di ajang Liga Champions, Madrid pun berhasil dibawa melaju ke babak 16 besar. Di mana kepiawaian Solari akan kembali diuji saat menghadapi Ajax di fase gugur pertama Liga Champions musim ini.
Teranyar, Real Madrid berhasil menjuarai Piala Dunia Antarklub usai menggasak Al-Ain 4-1 di Zayed Sport City Stadium, Abu Dhabi, Minggu (23/12/2018).
Keberhasilan Solari meraih trofi Piala Dunia Antarklub tentu menjadi 'obat penenang' bersifat sementara bagi Madrid yang musim ini belum mampu menunjukkan performa terbaiknya. Apalagi, dengan trofi Piala Dunia Antarklub ke-4 itu, Madrid berhasil mengukir sejarah baru. Yaitu melampaui perolehan tiga gelar Piala Dunia Antarklub Barcelona.
![Para pemain Real Madrid mengangkat trofi dan merayakan sukses mereka menjadi juara Piala Dunia Antarklub 2018 setelah mengalahkan Al Ain di Zayed Sports City Stadium, Abu Dhabi. Giuseppe CACACE / AFP](https://media.suara.com/pictures/653x366/2018/12/23/44872-real-madrid.jpg)
Akan tetapi, kiprah Real Madrid di Eropa musim ini tetap diragukan banyak pihak. Solari memang sukses mengantar Madrid menjadi juara diajang Piala Dunia Antarklub, namun tak bisa dibantah jika Al-Ain dan klub lain yang berkompetisi di turnamen itu bukanlah lawan yang sebanding dengan Los Blancos.
Kepiawaian Solari dalam meracik taktik memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Akan tetapi sepeninggal Cristiano Ronaldo, lini depan Madrid seakan kehilangan taring.
Bongkar pasang di lini depan sering dilakukan. Kombinasi pemain seperti Karim Benzema, Gareth Bale, Isco dan Asensio dicoba dengan beragam rumus. Namun, seperti halnya Lopetegui, hingga kini tak satupun dari kombinasi yang dilakukan mampu mengembalikan kesuburan lini terdepan Los Galacticos.
Plus, Solari belum berhasil mendapatkan keseimbangan di lini depan dan belakang. Seperti yang dilakukan pendahulunya, Zinedine Zidane.
Hingga jornada 16, Madrid baru 24 kali menjebol gawang lawan. Berbeda jauh dengan Barcelona yang sudah 48 kali membobol gawang lawan di La Liga musim ini. Sebuah fakta yang menunjukkan jika Real Madrid bukan lagi tim yang mudah 'mengamuk' di depan gawang lawan. Tim yang sebelumnya ditakuti lawan, bahkan oleh tim selevel Juventus, Liverpool dan Barcelona.