2018, Tahun Bersejarah dan Pertanda Runtuhnya Kejayaan Real Madrid di Eropa

Syaiful Rachman Suara.Com
Selasa, 25 Desember 2018 | 15:25 WIB
2018, Tahun Bersejarah dan Pertanda Runtuhnya Kejayaan Real Madrid di Eropa
Kolase foto Real Madrid [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tahun 2018 segera berganti. Liga Spanyol mulai memasuki masa rehat dan klub peserta La Liga bersiap berbenah di bursa transfer musim dingin demi mendongkrak performa di paruh kedua musim 2018/19.

Salah satu klub yang menjadi sorotan adalah raksasa La Liga, Real Madrid. Sukses Madrid di jagad sepak bola memang tak terbantahkan. Begitu pula dengan tanda-tanda runtuhnya kejayaan klub yang bermarkas di Ibu Kota Spanyol itu di paruh kedua tahun 2018.

Sejarah diukir El Real di akhir musim 2017/18, akan tetapi di musim ini Madrid belum menemukan formula terbaik. Entrenador berganti, namun performa Los Blancos masih juga pasang surut.

Fakta yang menjadi sinyal kuat bagi Madrid untuk segera berbenah jika tidak ingin bernasib sama dengan AC Milan. Klub yang pernah merajai Serie A dan Eropa, yang kini masih berjuang di kancah domestik untuk bisa kembali ke ajang Liga Champions.

Kapten Real Madrid Sergio Ramos (tengah) mengangkat trofi Liga Champions setelah mengalahkan Liverpool 3-1 di final. LLUIS GENE / AFP
Kapten Real Madrid Sergio Ramos (tengah) mengangkat trofi Liga Champions setelah mengalahkan Liverpool 3-1 di final. LLUIS GENE / AFP

Zidane "Golden Era": Rivalitas sengit Madrid dan Barcelona di La Liga dan dominasi Si Putih di kancah Eropa

Baca Juga: Real Madrid Ngebet Pochettino, Siap Kembalikan Gareth Bale ke Tottenham

Di bawah asuhan Zinedine Zidane, Real Madrid mengukir sejarah. Zidane, yang ketika ditunjuk memang minim pengalaman, sempat diragukan banyak pihak. Namun semua itu dijawab pemain legendaris tim nasional Prancis itu dengan torehan tinta emas.

Sedikit flashback, Zidane mengambil alih kepemimpinan Real Madrid di paruh musim 2015/16, tepatnya di bulan Januari 2016. Saat itu Zidane ditunjuk untuk menggantikan Rafael Benitez yang kehilangan jabatannya hanya dalam waktu enam bulan.

Zidane, saat itu, ternyata menjadi jawaban dari pergolakan yang terjadi di dalam klub usai presiden Florentino Perez mendepak Carlo Ancelotti. Zidane berhasil membersihkan stigma negatif yang melekat pada Perez menyusul keputusannya memboyong Benitez. Tiga trofi Liga Champions dipersembahkan Zidane secara beruntun. Yaitu di musim 2015/16, 2016/17 dan 2017/18.

Gemilang di Eropa, kiprah Madrid besutan Zidane di kancah domestik pun mampu menghidupkan kembali rivalitas tim Ibu Kota dengan Barcelona. Tak dipungkiri rivalitas antardua klub raksasa itu membuat kompetisi kasta tertinggi di Negeri Matador, La Liga yang menunjuk bursa taruhan BK8 sebagai ofisial advertising partner dengan memanfaatkan teknologi DBR di setiap laga yang dilakoni Madrid dan Barca, makin kompetitif.

Reaksi pemain Real Madrid usai gawangnya kebobolan di ajang La Liga [Sumber: BK8]
Reaksi pemain Real Madrid usai gawangnya kebobolan di ajang La Liga [Sumber: BK8]

Memimpin Madrid selama separuh musim 2015/16, Zidane nyaris mengawinkan gelar La Liga dengan Liga Champions. Sayangnya, di akhir musim itu, Madrid yang mengantongi 90 poin kalah satu poin dari Barcelona.

Baca Juga: Hantam Al Ain, Real Madrid Juara Dunia Antarklub 2018

Di musim berikutnya, 2016/17, Zidane berhasil merebut mahkota La Liga dari Barcelona. Balas dendam, di akhir musim itu, Madrid meninggalkan Barcelona dengan tiga poin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI