Suara.com - Asosiasi Sepak Bola Cina (CFA) mengeluarkan aturan pembatasan gaji pemain lokal paling tinggi sebesar 10 juta RMB atau Rp 21 miliar per tahun.
Jika klub atau tim yang melanggar aturan yang dikenal dengan istilah kontrak "yin-yang" tersebut, maka CFA akan mencoret klub atau tim yang bersangkutan.
Aturan tegas tersebut bagian dari upaya CFA membatasi pengeluaran keuangan tim sepak bola setempat.
Dalam regulasi tersebut juga terdapat pembatasan bonus dan insentif lainnya kepada para pemain lokal seperti laporan CCTV5, siaran televisi olahraga terpopuler di China, Jumat (21/12/2018).
Baca Juga: Haul ke-9 Gus Dur: Yang Lebih Penting dari Politik adalah Kemanusiaan
Namun para pemain asing yang akan berlaga pada musim kompetisi baru Liga Super Cina (CSL) mulai musim semi nanti tidak terkena dampak regulasi pembatasan gaji atau "salary cap" itu.
Kebijakan lain adalah setiap tim harus menandatangani kontrak bersama pemain dan pelatih pada akhir tahun.
Kontrak yang meliputi pajak pemain dan kesepakatan nilai kontrak harus sesuai dengan aturan persepakbolaan dan bisnis pertunjukan di Cina.
Jika pemain atau pelatih tidak memenuhi skema pajak CFA, maka akan dikenai larangan melakukan aktivitas persepakbolaan di Cina selama satu hingga tiga tahun. Klub juga akan dicoret dari keikutsertaannya di kompetisi CSL.
Dua tahun lalu, gelandang serang asal Brasil Oscar hengkang dari Chelsea untuk bergabung dengan klub anggota CSL Shanghai SIPG dengan nilai kontrak 60 juta euro yang merupakan rekor di Asia.
Baca Juga: CFA Tunjuk Hiddink Sebagai Juru Taktik Baru Timnas Cina
Pada saat itu juga, klub rival SIPG, Shanghai Shenhua menandatangani kontrak dengan penyerang asal Argentina Carlos Tevez dengan nilai yang sama hingga mengguncang jagat persepakbolaan dunia.