Selain gaya permainan, Charlton juga tak memperhitungkan Mourinho karena kepribadiannya.
Charlton kala itu mengakui, insiden dalam laga Piala Super Spanyol 2011 antara Real madrid Vs Barcelona, membuatnya kehilangan respek terhadap Mourinho.
Dalam laga emosional yang berujung perkelahian massal tersebut, Mourinho terekam kamera menyelinap di belakang pelatih Barca yang kekinian sudah almarhum, yakni Tito Vilanova, dan tampak mencolok mata Tito memakai jari.
"Seorang manajer United," kata Charlton, "tidak akan melakukan apa yang dia lakukan pada Tito Vilanova ... Mourinho adalah pelatih yang benar-benar bagus, tetapi itu sejauh yang saya bisa katakan."
Baca Juga: Diskon Akhir Tahun, Cek Promo dari 3 Toko Furniture Ternama Ini!
Karena itulah, sebagian pihak, menilai pengangkatan Mourinho sebagai pelatih kepala di United lebih mengiaskan dua hal di luar teknis sepakbola.
”Mourinho menjadi manajer Man United lebih menunjukkan perubahan susunan dewan direksi, yang diisi orang-orang Amerika Serikat yang berorientasi bisnis. Selain itu, penunjukkannya juga menggambarkan keputus asaan orang-orang AS itu,” tuding Jonathan Wilson.
Apalagi, penunjukkan Mourinho dilakukan United setelah ”tetangga berisik” mereka, Manchester City, berhasil memenangkan hati Pep Guardiola untuk datang melatih.
City beberapa tahun sebelumnya juga mati-matian mencari sosok pelatih yang pas dan bisa menghadirkan banyak piala di museumnya yang nyaris kosong melompong.
Guardiola datang ke Man City sebagai sosok yang radikal sekaligus puritan dalam menerapkan tiki-taka nan indah bersama Barcelona dan Bayern Munich.
Baca Juga: Perut Makin Buncit, Raisa Lahiran Sebentar Lagi?
Karena itu pula, Man United terpaksa harus menunjuk pelatih yang pernah menghentikan Pep Guardiola memenangkan gelar juara di Spanyol tahun 2012, yakni Mourinho.