Selama kepemimpinannya di Man United, Mou lebih suka menghabiskan Rp 6,6 triliun untuk membeli total 11 pemain.
Siapa yang mengubah dunia tatkala Mourinho pede dengan visi sepak bolanya yang terkesan konservatif? Orang itu adalah Joseph Guardiola—yang celakanya adalah musuh bebuyutan Mou.
”Sejak Pep Guardiola mengambil alih Barcelona dan Spanyol memenangkan Euro 2008, permainan telah berubah. Sepak bola mereka mengubah banyak hal. Mereka membuat sepak bola tak lagi fokus pada bagaimana merebut bola, melainkan memainkannya,” tulis Miguel Delaney, Chief Football Writer The Independent, 14 Maret 2018.
Seusai mengalahkan Lukaku Cs, bek tengah Sevilla Simon Kjaer sebenarnya tanpa sadar menunjukkan visi strategi sepak bola Mourinho.
Baca Juga: Diskon Akhir Tahun, Cek Promo dari 3 Toko Furniture Ternama Ini!
”Kami tahu, dalam pertandingan, United akan menciptakan peluang ’secara kebetulan’ dan bertahan. Akhirnya kami berinisiatif menyerang,” tutur Simon Kjaer, polos.
Menciptakan peluang secara kebetulan, bukan ’penciptaan’, tak pula hasil koordinasi—sungguh kejujuran Simon Kjaer yang meski keji, tapi persis mengiaskan gaya sepak bola United era Mourinho.
Miguel Delaney bersepakat dengan Simon Kjaer. Miguel dalam artikelnya tak kalah garang mengecam pola yang diterapkan Mou sehingga dikalahkan tim papan tengah La Liga Spanyol itu.
”Mengapa Mourinho hanya merasa perlu menyerang hanya 6 menit dari total 180 menit permainan? Kenapa tidak ’main’ saja? Apa yang seharusnya menjadi salah satu laga klasik Eropa di Old Tafford telah berubah menjadi penghinaan!”
Mourinho sempat membela diri saat mengomentari kekalahannya dari Sevilla. Ia bertekad mengubah segalanya di United, termasuk visi permainan.
Baca Juga: Perut Makin Buncit, Raisa Lahiran Sebentar Lagi?
”Segalanya harus berubah di United setelah kekalahan lawan Sevilla,” tuturnya.