Suara.com - Minggu (28/10/2018), pergerakan Jordi Alba dan Sergi Roberto di sisi lapangan menjadi kunci permainan Barcelona di El Clasico jilid satu musim 2018/19. Pergerakan dua wing back timnas Spanyol tak mampu dibendung para pemain Madrid, hingga berujung dengan satu gol Philippe Coutinho, hattrick Luis Suarez dan gol pertama Arturo Vidal bagi Barcelona di El Clasico.
Perfoma gemilang dua wing back Barcelona di Camp Nou, ternyata tidak hanya mengukuhkan posisi Blaugrana di puncak klasemen sementara La Liga. Akan tetapi, aksi Alba dan Roberto sebagai inisiator di duel klasik Negeri Matador juga mengakhiri kiprah entrenador Madrid Julen Lopetegui.
Senin (29/10/2018) malam waktu Madrid, keputusan diambil dan pengumuman dibuat oleh klub ibu kota tersebut. Lopetegui resmi dicopot dari jabatannya, meski pada Senin pagi masih diberi angin segar untuk memimpin sesi latihan ringan skuat Real Madrid di Valdebebas.
Lopetegui dipecat, didepak dari Santiago Bernabeu hanya dalam rentang waktu kurang lebih tiga bulan. Waktu yang terbilang singkat, bahkan bagi seorang mantan pelatih tim nasional untuk membangun tim yang baru saja ditinggalkan pemain tersuburnya, Cristiano Ronaldo.
Baca Juga: Anaknya Didepak Madrid, Ayah Lopetegui Mencak-mencak
"Sebuah keputusan telah diambil oleh dewan direksi Real Madrid. Saya ingin berterima kasih kepada klub atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya," tutur Lopetegui, sebagaimana dimuat Marca.
"Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada para pemain atas usaha dan pekerjaan mereka, serta untuk setiap orang yang bekerja di klub, atas perlakukan baik mereka selama ini kepada saya. Dan, tentu saja terima kasih kepada fans atas dukungannya. Saya harap yang terbaik untuk mereka di sisa musim ini."
Relakan Piala Dunia karena Real Madrid, keputusan di bulan Juni yang berakhir pilu
13 Juni 2018, atau satu hari jelang bergulirnya Piala Dunia 2018, pengumuman mengejutkan dikeluarkan oleh Federasi Sepak Bola Spanyol, RFEF. RFEF memutuskan untuk memecat Lopetegui sebagai arsitek La Furia Roja--julukan timnas Spanyol.
Lopetegui didepak karena dinilai lancang menerima pinangan Real Madrid tanpa pemberitahuan ke RFEF.
Sebagaimana diketahui, pada 12 Juni Real Madrid mengumumkan Lopetegui akan mengisi posisi pelatih yang ditinggalkan Zinedine Zidane. Lopetegui kabarnya meneken kontrak berdurasi tiga tahun.
Baca Juga: Resmi Dipecat, Lopetegui: Terima Kasih Real Madrid!
Zidane sendiri mengumumkan pengunduran dirinya sebagai pelatih Real Madrid dalam jumpa pers di Santiago Bernabeu, pada akhir Mei. Zidane memutuskan mundur empat hari setelah sukses mengantar Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan mempertahankan gelar Liga Champions usai mengalahkan Liverpool di final, 27 Mei 2018.
Saat itu, Lopetegui sangat yakin dengan keputusannya untuk menjadi suksesor Zidane di Madrid. Meski pelatih 51 tahun itu sadar beratnya beban yang akan dipikul.
Yaitu mempertahankan gelar Liga Champions yang sudah dimenangkan Madrid bersama Zidane di tiga musim secara beruntun. Mengemban misi mengukir prestasi tanpa pemain andalan Madrid selama hampir satu dekade terakhir, yaitu Cristiano Ronaldo.
"Kami akan berjuang untuk menjadi sebaik yang kami miliki dalam sejarah klub. Saya merasakan kekuatan yang menyertai Real Madrid di sini. Anda harus kuat di sini dan kami akan menggunakan kekuatan itu untuk terus memainkan sepakbola dan mengelola pemain hebat yang kami miliki," ujar Lopetegui saat diperkenalkan secara resmi oleh Madrid kepada publik pada 15 Juni 2018.
"Bersama kami ingin mencoba memenangkan segalanya."
Madrid terpuruk tanpa Ronaldo, Lopetegui jadi korban?
Tidak terkalahkan di 20 pertandingan dan membukukan 61 gol saat mengarsiteki La Furia Roja ternyata tidak menjadi jaminan bagi Lopetegui untuk mengulang sukses di level klub. Bersama Real Madrid, nama Lopetegui yang bersinar terang kala mengantar timnas Spanyol ke putaran final Piala Dunia 2018 secara meyakinkan seakan meredup, bahkan mati!
Madridista-- julukan fans Madrid-- tidak membutuhkan waktu lama untuk melontarkan mosi tidak percaya kepada entrenador baru itu.
Sejak mengalahkah Espanyol pada 22 September lalu, Real Madrid belum lagi mengecap kemenangan di La Liga. Madrid sudah menelan kekalahan dari Sevilla, Alaves, Levante, ditahan imang Atletico Madrid, dan puncaknya dipermalukan oleh Barcelona di Camp Nou.
Dari 10 pertandingan Madrid yang dipimpin Lopetegui di La Liga, Luka Modric cs membukukan empat kemenangan, dua hasil imbang dan empat kali tumbang. Mengantongi 14 poin dari 10 laga, Real Madrid pun saat ini menempati posisi sembilan klasemen sementara La Liga. Posisi terburuk yang pernah ditempati Madrid dalam satu dekade terakhir.
Total, 14 pertandingan Real Madrid di semua kompetisi dipimpin Lopetegui. 14 pertandingan yang berujung dengan 21 gol dan 20 kali kebobolan. Yang tidak kalah penting, Madrid juga kehilangan peluang untuk menambah koleksi Piala Super Eropa di awal musim setelah debut Lopetegui berujung dengan kekalahan dari rival sekota, Atletico Madrid.
Tanpa kehadiran Cristiano Ronaldo, Real Madrid seakan kehilangan taring. Dari 14 pertandingan yang dilalui dan berujung dengan selisih satu gol, seakan menegaskan jika Madrid bukan lagi singa buas yang haus akan kemenangan.
Di masa kepemimpinannya, Lopetegui mencoba untuk mengembalikan ketajaman lini depan Los Blancos, yang menjadi masalah besar sepeninggal Ronaldo. Berbagai cara dicoba untuk meningkatkan daya gedor El Real lewat formasi menyerang ideal 4-3-3 yang berubah menjadi 4-5-1 ketika bertahan, namun hasilnya tetap negatif.
Singkat kata, Madrid memang membutuhkan sosok penyerang yang bisa diandalkan. Presiden Real Madrid Florentino Perez pun sempat gembar-gembor untuk mendatangkan Eden Hazard dan Neymar untuk menggantikan Ronaldo. Tapi tak satupun yang berhasil diboyong ke Santiago Bernabeu.
Tak bisa dipungkiri, ketiadaan sosok pemain yang bisa menjadi pembeda di saat-saat genting macam Ronaldo pun menjadi salah satu faktor penting terpuruknya Madrid. Sosok pemain yang tidak pernah dimiliki Lopetegui di masa kepelatihannya di Real Madrid yang seumur jagung.