Suara.com - Gelandang serang Timnas Indonesia U-19, Todd Rivaldo Ferre bermain sangat memukau sebagai super-sub pada laga matchday 2 Grup A Piala Asia U-19 2018 kontra Qatar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Minggu (21/10/2018) malam. Meski gagal membuat Indonesia menang, penampilan Rivaldo memang patut diacungi dua jempol.
Bagaimana tidak, baru masuk pada babak kedua, tepatnya di menit 55, Rivaldo berhasil membukukan hattrick. Gol-golnya di menit 65, 73, dan 81 sempat menghidupkan asa Indonesia yang ketinggalan 1-6 di pertengahan babak kedua.
Sayangnya, trigonya tersebut belum cukup untuk menyempurnakan comeback Indonesia. Garuda Nusantara pada akhirnya tetap harus menyerah dengan skor 5-6.
Usai laga, pelatih Timnas Indonesia U-19, Indra Sjafri pun menjelaskan mengapa Rivaldo tidak dimainkan sejak menit awal di laga kontra Qatar. Indra mengatakan bahwa pemain lincah Persipura itu tidak efektif jika dimainkan sebagai starter.
Baca Juga: Rivaldo Ferre Hattrick, Indonesia Tetap Menyerah 5-6 dari Qatar
"Dua bulan sebelu, event ini (Piala Asia U-19), saya sudah memastikan siapa-siapa saja yang jadi starter. Kami sudah coba dia (Rivaldo) main sebagai starter, tapi tidak efektif .Tapi kalau main dari bangku cadangan, malahan bagus," kilah Indra Sjafri.
"Kita sudah coba. Jangan khawatir, saya sebagai pelatih sudah tahu persis bagaimana dia. Dengan lawan yang bugar dan bagus, Todd kurang efektif. Rincihnya ada dan kurang efektif," terang pria kelahiran Sumatera Barat itu.
Lebih lanjut, Indra mengaku tetap bangga dengan perjuangan para anak asuhnya. Meski begitu, ia mengakui Egy Maulana Vikri dan kawan-kawan sering melakukan kesalahan dan bakal ada evaluasi ke depannya.
"Kami sangat terima kasih kepada pemain, walau ada banyak kesalahan yang dilakukan. Bayangkan, dari tertinggal 1-6 jadi 5-6!" tutur Indra.
"Masalah dari tim ini yaitu ingin memenangi pertandingan dengan cepat sehingga sering buat kesalahan. Kami mencatat dalam 20 menit ada tiga gol. PR kami yaitu memperbaiki lini pertahanan!" tegas sang juru taktik.