Suara.com - Duka kembali menyelimuti sepak bola Indonesia. Reformasi yang terjadi di tubuh PSSI sejak beberapa tahun silam tampaknya belum mampu mengubah wajah sepak bola Indonesia yang garang dan penuh dengan kekerasan.
Upaya keras PSSI mengubah dan membangun sepak bola Indonesia tampaknya masih menemui kendala yang cukup rumit. Gemarnya suporter sepak bola di Indonesia dalam melakukan tindakan-tindakan anarkis belum juga mampu diredam.
Masih segar dalam ingatan kita ulah suporter Persija, Jakmania, yang mencoreng sepak bola negeri ini ketika memaksa masuk dalam stadion Patriot Chandrabaga, Bekasi, Jawa Barat, awal September kemarin. Tak terima dilarang aparat, suporter yang mayoritas terdiri dari ABG alias anak baru gede alias anak-anak usia tanggung melempari stadion dan aparat dengan batu hingga menjalar ke permukiman penduduk.
Belum genap satu bulan, sepak bola Indonesia kembali gempar. Kali ini, seorang suporter Persija menjadi korban. Remaja bernama Harringa Sirila tewas mengenaskan ketika ingin menyaksikan tim kesayangannya berlaga.
Baca Juga: Setya Novanto Dapat Sel Mewah di Sukamiskin, Dirjen PAS Bantah
Sebagaimana diketahui, Minggu (23/9/2018) siang sekitar pukul 13:00 WIB, Haringga Sirila meregang nyawa. Suporter Persija berusia 23 tahun itu meregang nyawa ditangan suporter Persib Bandung, Bobotoh, di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Jawa Barat. Haringga tewas dikeroyok dengan menggunakan berbagai benda tumpul seperti kayu balok dan besi panjang.
Haringga bukan yang pertama
Melayangnya nyawa manusia akibat rivalitas Persija Jakarta dan Persib Bandung yang terjadi Minggu (23/9/2018), bukanlah yang pertama. Fakta menyebut jika Haringga adalah anak bangsa ketujuh yang meregang nyawa akibat rivalitas dua klub sepak bola berjuluk Macan Kemayoran dan Maung Bandung itu.
Sebelum Haringga, ada nama Ricko Andrean. Ricko, yang merupakan pendukung Persib, meregang nyawa setelah dipukuli Bobotoh karena melerai aksi kekerasan terhadap suporter Persija. Peristiwa tersebut terjadi pada 22 Juli 2017 di GBLA.
Sebelum Ricko dan Haringga, lima nyawa melayang akibat perseteruan yang hanya didasari fanatisme yang tak berdasar. Lima pemuda yang menjadi korban adalah Rangga Cipta Nugraha (2012), Lazuardi (2012), Dani Maulana (2012), Gilang (2016) dan Harun Al Rasyid (2016).
Baca Juga: Menang Pilkada saat Ditahan KPK, Syahri Mulyo Dilantik Besok
Dipastikan merugikan klub, hukuman apa yang pantas buat Persib Bandung?