Suara.com - Direktur Utama Persija Jakarta Gede Widiade menjelaskan alasan tak memakai Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, sebagai markas di sisa laga kandang Liga 1 2018.
Tim berjuluk Macan Kemayoran ini lebih memilih Stadion Patriot, Bekasi, sebagai kandang mereka dalam mengarungi sisa kompetisi sepakbola kasta tertinggi di Indonesia.
Sebelum Asian Games 2018 digelar, Persija menjadikan SUGBK sebagai markas. Namun, setelah Asian Games 2018 berakhir, Persija tak juga menggunakan SUGBK sebagai kandang.
Baca Juga: Lorenzo Gagal Menang, Kutukan Pole MotoGP San Marino Berlanjut
Gede mengatakan sejatinya timnya bisa menggunakan SUGBK sebelum dipersiapkan untuk Asian Para Games 2018, 6-13 Oktober mendatang. Namun, karena beberapa faktor Persija belum mau kembali ke SUGBK.
"Kalau SUGBK kapan saja, setelah Asian Para Games bisa. Tapi, sebenarnya mereka izinkan kita menggunakannya disela-sela itu," kata Gede saat ditemui di Stadion PTIK, Jakarta, Sabtu (15/9/2018).
"Tapi kalau di SUGBK kalau lawan tim kecil biayanya besar dan risikonya juga besar. Jadi kami harus memikirkannya. Sepakbola itu ada unsur bisnisnya. Kalau tidak dipikirkan akan tutup, semua klub juga begitu," tambahnya.
Dipilihnya Stadion Patriot sebagai markas juga lantaran hitung-hitungan bisnis, yakni harga sewa yang terbilang lebih murah dibanding SUGBK. Disamping itu akses dari Jakarta pun tak terlalu jauh.
Baca Juga: Ke Final, The Minions di Ambang Pertahankan Gelar Jepang Open
Gede pun meminta agar masyarakat, khususnya Jakmania, bisa menjaga Stadion Patriot. Sebab, tanpa adanya izin dari dari Pemprov Bekasi, Persija akan kembali bermarkas di Bantul.