Suara.com - Persebaya Surabaya melakukan lawatan ke Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ) Palembang, melawan Sriwijaya FC, Minggu (16/9/2018).
Pelatih Persebaya, Djajang Nurdjaman (Djanur), mengaku jika penggawa Bajul Ijo --julukan Persebaya-- siap menghadapi permainan Sriwijaya FC.
Pertemuan melawan tim berjuluk Laskar Wong Kito di pekan ke-22 itu sendiri merupakan kali kedua bagi Djanur memimpin Persebaya di Liga 1 2018. Saat laga perdananya kontra PS Tira, Persebaya dipermalukan tim tamu dengan skor 0-2.
"Ini laga kedua saya. Jadi menurut saya, (kemarin lawan PS Tira) awal yang kurang bagus. Makanya saya bertekad untuk mencari poin di sini. Begitu pula dengan anak-anak," tegasnya, saat konferensi pers di Stadion GSJ Palembang, Sabtu (15/9/2018).
Diakui Djanur, timnya memiliki waktu recovery yang cukup singkat, yakni hanya tiga hari, sebelum bentrok melawan Sriwijaya. Namun, kondisi serupa diyakini juga dialami oleh tim tuan rumah.
"Jadi, tidak ada alasan. Soal kondisi, kita sama-sama kelelahan. Yakin kita bisa berjuang untuk mendapatkan poin penuh di Palembang untuk dibawa pulang ke Surabaya," kata Djanur lagi.
Mantan pelatih Persib Bandung dan PSMS Medan ini mengaku tidak memikirkan soal banyaknya penggawa Sriwijaya FC (SFC) yang hengkang beberapa waktu lalu. Menurutnya, Teja Paku Alam dkk masih sangat baik permainannya, terlebih setelah tongkat kepelatihan beralih ke Subangkit.
"Usai Asian Games, SFC kembali main di stadion mereka sendiri. Ini tentu menjadi motivasi mereka. Semangat mereka kembali," imbuhnya.
Keberadaan Subangkit sebagai pelatih, juga dinilai Djanur cukup mumpuni untuk membenahi setiap lini SFC yang sebelumnya tampak keropos. Tapi itu pun tidak membuat tekadnya berkurang.
"Jadi, kita siap dan maksimal untuk mencuri tiga poin," ujar Djanur.
Untuk strategi sendiri, Djanur mengaku lebih mewaspadai tiga penyerang yang dimiliki SFC, yakni Beto Gozalves, Esteban Viscarra dan Manucher Jalilov. Ketiga pemain ini dinilai menjadi ancaman bagi lini pertahanan Persebaya.
"Akan kita jaga agar (mereka) tidak leluasa mengembangkan permainan," pungkas Djanur.
Kontributor : Andhiko Tungga Alam