Suara.com - Leonardo Bonucci akhirnya berpisah dengan AC Milan setelah semusim bersama. Bek 31 tahun itu dipulangkan kembali oleh Juventus.
Padahal, I Rossoneri membelinya dengan mahal pada musim lalu, yakni 42 juta euro atau Rp 791,7 miliar. Walaupun, AC milan membelinya dengan cara mencicil.
Dalam proses pemulangan Leonardo Bonucci, Juventus sebagai gantinya memberikan secara gratis Mattia Caldara dan meminjamkan penyerang Gonzalo Higuain.
Untuk Higuain, tentu para pecinta sepak bola sudah tidak asing. Ia telah melalui karier yang hebat bersama klub top Eropa layaknya Juventus dan Real Madrid.
Sementara untuk Mattia Caldara, ia hanya pemuda 24 tahun yang belum kaya pengalaman. Namun, apakah ia hanya menjadi pelengkap transfer saja?
Tentu jawabannya tidak. Caldara memiliki kelebihan-kelebihan yang diprediksi akan menjadi keuntungan jangka panjang bagi AC Milan untuk beberapa musim ke depan.
1. Mattia Caldara jauh lebih muda
AC Milan boleh saja kehilangan bek setangguh Leonardo Bonucci, tetapi perlu diingat bek itu telah berusia 31 tahun. Di mana usia tersebut sudah tak lagi produktif untuk seorang pesepakbola.
Jika Bonucci terus bertahan, bukan tak mungkin kehebatan hanya bertahan tiga sampai lima tahun lagi.
Sedangkan Caldara, ia merupakan pemuda 24 tahun yang masih bisa terus berkembang secara kemampuan dan karier sepak bola. Apalagi, pemain asli Italia ini memiliki tubuh jangkung 190 cm yang sangat menunjang permainannya di lini pertahanan.
2. Caldara bek muda matang dan ketangguhannya juga sudah teruji
Mattia Caldara mungkin belum seterkenal seniornya di Italia layaknya Bonucci dan Giorgio Chiellini, tetapi untuk urusan kemampuan tak perlu diragukan lagi.
Caldara sangat mungkin menjadi pemain utama di AC Milan dan menggantikan peran Bonucci di jantung pertahanan.
Sebagai bukti kualitas, Caldara sudah menunjukan saat berseragam klub Serie A lainnya, Atalanta. Dua musim bersama skuat La Dea, Caldara selalu menjadi pilihan utama. Total 63 penampilan ia catatkan di segala ajang.
Pada Serie A musim 2016/2017, Caldara berhasil mengantarkan Atalanta finis di posisi empat dan musim lalu, Atalanta finis di posisi tujuh.
Dua musim itu bisa dibilang musim terbaik Atalanta. Pasalnya, pada musim lalu untuk pertama kalinya mereka tampil di ajang Liga Europa setelah terakhir kali tampil pada 1990/1991.
Perlu diketahui pula sebelum meraih dua musim kesuksesan ini, Atalanta selalu finis di posisi belasan sejak kembali ke Serie A pada 2011/2012.