Dimaki-maki Suporter Sendiri, Pelatih PSMS Geram

Sabtu, 04 Agustus 2018 | 05:59 WIB
Dimaki-maki Suporter Sendiri, Pelatih PSMS Geram
Pesepak bola Bhayangkara FC Herman Dzumafo (kanan) berebut bola di udara dengan pesepak bola PSMS Medan Reinaldo Lobo dalam pertandingan Gojek Liga 1 2018 di Stadion PTIK, Jakarta Selatan, Jumat (3/8). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pelatih PSMS Medan Peter Butler mengaku kecewa dengan perilaku suporternya yang memaki dirinya dengan kata-kata tidak pantas. Pelatih asal Inggris itupun mengaku geram dengan perilaku suporternya sendiri.

Tindakan suporter itu buntut hasil kekalahan 1-3 dari Bhayangkara FC di laga pekan ke-19 Liga 1 2018 di Stadion PTIK, Jakarta, Jumat (3/8/2018). Sepanjang jalannya pertandingan, suporter PSMS yang memadati tribun Stadion PTIK memaki pemain, pelatih, hingga manajemen dengan ucapan tidak selayaknya.

"Saya orang Inggris, saya mungkin cukup banyak pengalaman di Asia Tenggara, pernah main di Liga Inggris dan liga lain di berbagai zaman. Tapi ini untuk pertama kali saya dengar orang (suporter) memanggil Inggris Anjing, Inggris babi," kata Butler usai pertandingan.

"Saya hormat kepada mereka, tapi mereka juga harus hormat pada kami. Saya bilang pemain saya bagus, main lebih bagus malam ini dan Anda tidak mengerti sesuatu. Pemain kami di sini sulit, karena mereka tidak dikasih suntikan finansial," tambahnya.

Eks Pelatih Persipura Jayapura itu menjelaskan suporter harus bisa menghormati para pemain. Sebab, para pemain sudah berusaha keras agar bisa memenangi pertandingan.

Apalagi, Butler menjelaskan PSMS kurang dapat dukungan finansial. Mengasuh pemain yang didominasi oleh usia muda cukup sulit diakuinya.

"Orang Indonesia tidak seperti itu seharusnya, orang Indonesia itu hormat. Saya pernah kerja di Balikpapan, Persipura, orang-orang hormat dan saya bantu pemain Indonesia yang sangat muda dan jangan berbicara kasar kepada pemain seperti itu. Itu bisa bikin mereka mati percaya diri," jelasnya.

"Saya mengerti sepak bola Indonesia bagaimana. Kalau tidak ada dukungan finansial bagaimana tim bisa menang, ini sepak bola Indonesia," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI