Suara.com - Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) menggelar pertemuan dengan PT Liga Indonesia Baru (LIB). Mereka membahas beberapa hal dan kejadian selama putaran pertama Liga 1 dan Liga 2, termasuk yang berkaitan dengan suporter.
Ketua Umun BOPI Richard Sambera menginginkan ada tindakan tegas kepada suporter terkait kejadian beberapa waktu lalu. BOPI ingin ada yang bertanggung jawab terkait kejadian yang melibatkan suporter.
Beberapa kejadian yang menjadi perhatian BOPI yakni kerusuhan suporter di Stadion Sultan Agung Bantul antara suporter Jakmania dan Bonek, jelang laga melawan Persija Jakarta melawan Persebaya Surabaya.
Berikutnya, pengerusakan stadion Jakabaring, Palembang oleh oknum suporter Sriwijaya FC beberapa waktu lalu. Kemudian bentrok antara suporter PSIM Yogyakarta dan PSS Sleman yang menyebabkan satu orang tewas.
"Kami mendesak PT LIB dan ingin adanya sanksi berat kepada pihak yang bertanggung jawab supaya kejadian ini tak terjadi lagi," kata Richard usai menggelar pertemuan di Kantor Kementerian Pemuda dan Olaharag (Kemenpora), Kamis (2/8/2018
"Adanya suporter yang tewas BOPI sangat mengecam tindakan itu. Kami ingin kejadian ini tidak terulang lagi oleh klub manapun atau suporter manapun," tambahnya.
Selain membahas kejadian yang berhubungan dengan suporter. BOPI juga mendesak PT LIB membereskan keterlambatan pembayaran gaji pemain oleh klub.
Selain itu, kekerasa sesama antara sesama pemain dan wasit juga dibahas. BOPI ingin sepak bola Indonesia bisa nyaman dan aman ketika disaksikan.
"Kami ingin kejadian ini segera berkurang bahkan dilenyapkan. Kami ingin sepak bola profesional Indonesia jadi tontonan keluarga, artinya menyediakan rasa nyaman dan aman agar bisa opsi pilihan di akhir pekan untuk menyaksikannya," ujarnya.
BOPI memberikan waktu hingga 10 hari ke depan agar PT LIB bisa menindaklanjuti permasalahan ini. Direktu PT LIB Risha Adi Wijaya pun siao menyanggupi hal ini.