Setengah Tim Liga Premier Inggris Disponsori Perusahaan Judi Bola

Galih Priatmojo Suara.Com
Rabu, 01 Agustus 2018 | 14:18 WIB
Setengah Tim Liga Premier Inggris Disponsori Perusahaan Judi Bola
Ilustrasi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Liga Premier Inggris akan dimulai tanggal 11 Agustus 2018. Ada sebanyak 20 tim yang akan berlaga di kasta tertinggi sepak bola Inggris tersebut. Nah, menariknya hampir 50 persen tim disponsori oleh perusahaan judi bola.

Sembilan dari 20 tim Liga Premier Inggris secara resmi bekerja sama dengan perusahaan judi bola online sebagai sponsor utama mereka. Logo perusahaan itu pun disematkan secara jelas di bagian depan jersey mereka.

Sembilan tim itu antara lain West Ham, Everton, Crystal Palace, Newcastle, Wolves, Bournmouth, Burnley, Fulham dan Huddersfield. Total 46,1 juta poundsterling atau sekitar Rp 873 miliar mengalir ke anggaran sembilan klub tersebut.

Sementara di Divisi Championship, 17 dari 24 tim atau 60 persen tim didukung oleh perusahaan judi bola online. Salah satu perusahaan judi, Sky Bey menjadi perusahaan yang paling mendominasi, logo mereka tersebar hampir di tiga kasta kompetisi di Inggris.

Profesor Jim Orford dari Gambling Watch menilai ini situasi yang berbahaya dimana judi bisa menjadi sebuah hal normal di kultur sepak bola Inggris. Ia khawatir, taruhan akan dinilai sebagai satu bagian dari olahraga sepak bola yang seharusnya mengedepankan sportivitas.

"Ini mengkhawatirkan. Ada bukti bahwa perjudian menjadi semakin normal, terutama di kalangan anak muda, sehingga taruhan semakin terlihat sebagai bagian dan paket dari bentuk dukungan terhadap olahraga atau tim favorit mereka," katanya dilansir dari Guardian.

Komisi Perjudian memaparkan data bahwa ada lebih dari dua juta orang di dunia beresiko mengalami masalah akibat aktivitas judi bola. Di Inggris sendiri tercatat 430.000 orang sudah mengalami permasalahan terkait dengan judi bola.

Lebih mengkhawatirkan lagi, mereka mencatat 370.000 anak berusia 11 hingga 16 tahun melakukan aktivitas judi bola per minggunya, 25.000 di antaranya bermasalah.

Profesor Jim Orford menambahkan, permasalahan judi bola semakin menjamur di kalangan anak muda ditambah sekarang promosi perusahaan itu sudah masuk ke ranah media sosial di mana anak muda banyak mengaksesnya.

"Banyak orang berpikir perjudian kini di luar kendali di Inggris, negara yang memiliki peraturan perjudian online paling liberal dibanding negara Eropa lainnya," jelas Orford.

Kepala eksekutif Gamble Aware, Marc Etches mengatakan generasi anak muda saat ini mempunyai kepercayaan dengan judi bola sebagai bentuk dukungan nyata kepada tim favoritnya.

"Kami memiliki generasi suporter yang percaya jika anda harus bertaruh pada sepak bola untuk menikmatinya, itu mengganggu dan memprihatinkan. Menonton sepak bola dan bertaruh menjadi normal sehingga kami tidak membicarakannya," tambah Marc Ethes.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI