Suara.com - Kerusuhan antarsuporter saat pertandingan derbi antara PSIM Yogyakarta dan PSS Sleman di Stadion Sultan Agung (SSA) Bantul, Yogyakarta, Kamis (26/7/2018) petang membawa korban jiwa.
Dari kerusuhan itu salah satu supporter meninggal dunia. Ditelusuri nama korban yang meninggal adalah seorang pelajar SMK sekaligus anak seorang polisi bernama Iqbal warga warga Dusun Balong, Desa Timbulharjo, Kecamatan Sewon, Bantul.
Menanggapi hal tersebut, Sri Sultan Hamengkubuwono X merasa malu karena peristiwa tersebut.
"Kita semua ini malu," kata Sultan usai mengikuti kegiatan orasi kebangsaan bertemakan Jogja Gumregah Untuk Indonesia, Jumat (27/7/2018) malam.
Baca Juga: Hadapi PSIS, Pelatih PSM Masih Ragu Mainkan Kiper Pinjaman Persib
Sri Sultan Hamengkubuwono X heran, sebuah pertandingan dapat memunculkan permusuhan yang akut. Padahal menurutnya semua yang menonton atau suporter itu merupakan warga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
"Kita sesama warga masyarakat DIY kenapa kalau ada pertandingan bola ricuh, kalau tidak ada tidak ricuh," ujarnya.
Sultan menduga ada rasa dendam yang dipelihara terus menerus sehingga memunculkan kericuh pertandingan PSIM vs PSS.
"Kalau ada pertandingan kenapa harus ada kerusuhan sepertinya ada rasa dendam," ungkapnya.
Sultan meminta kepada Bupati Sleman dan Walikota agar dapat membangun dialog bersama untuk dapat menciptakan perdamaian sesama supporter dan warga DIY pada umumnya. Sultan menyatakan siap membantu untuk memfasilitasi adanya dialog tersebut.
Baca Juga: Pecundangi Bhayangkara FC, Persija Beranjak ke Posisi Tiga Besar
"Pak Bupati maupun Walikota bisa membangun dialog bersama, saya membantu boleh lah agar jangan sampai terjadi lagi," tuturnya. (Somad).
re