Suara.com - Mesut Ozil mengumumkan pengunduran dirinya dari Timnas Jerman dalam usia 29 tahun pada, Minggu (22/7/2018). Pengumuman itu disampaikan Ozil di akun Twitter dan Instagram pribadinya.
Ozil mem-posting pernyataan yang panjang mengenai keputusannya mundur dari Timnas Jerman. Salah satunya lantaran merasa mendapat diskriminasi yang tak adil.
Diskriminasi yang dimaksud terkait pertemuan Ozil dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Mei lalu di London, Inggris. Pertemuan tersebut juga dihadiri pemain Timnas Jerman lainnya, Ilkay Gundogan.
Baca Juga: Balas Dendam Hamilton : Tidak di Inggris, Jerman Pun Sah!
Ketiganya sempat berfoto bareng dan mengunggahnya ke media sosial. Baik Ozil maupun Gundogan sama-sama masih memiliki darah Turki.
Namun, pertemuan itu berdampak besar. Suporter, media Jerman hingga Federasi Sepakbola Jerman (DFB) mengkritik keras pertemuan Ozil dan Gundogan dengan Erdogan, yang dituding telah melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
Ozil sempat bungkam menanggapi kritikan itu. Namun, dalam pernyataan panjangnya akhir pekan lalu, dia bersikeras keputusannya bertemu Erdogan tetap tak bersalah, dan tidak ada kaitannya dengan politik.
"Bagi saya, berfoto dengan Presiden Erdogan bukan mengenai politik atau pemilihan. Ini mengenai saya menghormati institusi tertinggi negara keluarga saya," kata Ozil dalam pernyataannya.
"Pekerjaan saya adalah pemain sepakbola dan bukan politisi, dan pertemuan kami bukan merupakan dukungan kebijakan apapun. Perlakuan yang saya terima dari DFB dan banyak pihak lainnya membuat saya tidak lagi ingin mengenakan kaus Timnas Jerman," Mesut Ozil menambahkan.
"Saya merasa tidak diinginkan dan berpikir apa yang telah saya capai sejak debut internasional saya pada 2009 telah dilupakan."
"Orang-orang dengan latar belakang diskriminasi rasial semestinya tidak diizinkan bekerja di federasi sepakbola terbesar di dunia yang memiliki pemain-pemain dari keluarga berkebudayaan ganda. Sikap seperti mereka jelas tidak merefleksikan para pemain yang mereka wakili."
"Dengan berat hati dan setelah melakukan banyak pertimbangan karena kejadian-kejadian terkini, saya tidak akan lama lagi bermain untuk Jerman di level internasional karena saya memiliki perasaan rasisme dan tidak dihormati," lanjutnya.
"Saya dulu mengenakan kaus Timnas Jerman dengan perasaan bangga dan kegembiraan, namun sekarang tidak lagi," pungkas Mesut Ozil.
The past couple of weeks have given me time to reflect, and time to think over the events of the last few months. Consequently, I want to share my thoughts and feelings about what has happened. pic.twitter.com/WpWrlHxx74
— Mesut Özil (@MesutOzil1088) 22 Juli 2018
II / III pic.twitter.com/Jwqv76jkmd
— Mesut Özil (@MesutOzil1088) 22 Juli 2018
III / III pic.twitter.com/c8aTzYOhWU
— Mesut Özil (@MesutOzil1088) 22 Juli 2018
Baca Juga: Hendra / Ahsan Juara, Indonesia Raih Satu Gelar di Singapore Open
Mesut Ozil lahir di Gelsenkirchen, Jerman, 15 Oktober 1988, dari orang tua yang berdarah Turki.
Dia memilih untuk berseragam Timnas Jerman pada November 2006, saat diundang Federasi Sepakbola Turki (TFF) untuk ambil bagian bersama Timnas Turki dalam laga persahabatan melawan Italia.
Kala itu, Mesut Ozil mengatakan tidak memiliki minat mengambil kewarganegaraan Turki.