Suara.com - Timnas Kroasia akan bentrok dengan Timnas Inggris di laga semifinal Piala Dunia 2018 yang akan dihelat di Luzhniki Stadium, Kamis (12/7/2018) dini hari WIB. Vatreni -julukan Timnas Kroasia- akan coba untuk lolos ke final turnamen sepakbola paling akbar tersebut, untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Ya, pencapaian terbaik Kroasia di Piala Dunia 2018 memang menembus babak semifinal. Sebelum melakukannya di Piala Dunia tahun ini, Vatreni juga berhasil lolos ke empat besar pada Piala Dunia 1998. Namun Kroasia gagal menembus partai puncak usai ditekuk Prancis yang akhirnya keluar sebagai kampiun kala itu.
Jelang laga kontra Inggris dini hari nanti, mantan pemain Kroasia, Filip Tapalovic, menyebut negaranya harus menunjukkan mentalitas yang kuat jika ingin keluar sebagai pemenang. Tapalovic memprediksi laga nanti akan berjalan seimbang.
"Mereka (Kroasia) punya tim bagus saat ini. tapi di masa lalu mereka juga punya tim bagus. Saya pikir mereka memiliki mentalitas bagus dalam tim, semangat tim memang penting untuk turnamen," buka Tapalovic kepada FourFourTwo.
Baca Juga: Skuat Prancis Dibandingkan dengan Tim 1998, Ini Kata Deschamps
"Mereka kompak, terorganisasi dengan baik, mereka memiliki lini tengah bagus dengan (Ivan) Rakitic dan (Luka) Modric, juga banyak pemain yang sudah memenangkan banyak trofi bersama klubnya," sambungnya.
"Melawan Inggris di semifinal, saya pikir ini bukan hanya soal taktik, teknik, ataupun kualitas. Di sini mentalitas diuji. Saya pikir laga kedua tim akan berjalan sangat ketat, seimbang. Faktor mental yang akan berpengaruh. Kroasia memang belum pernah juara (Piala Dunia), namun mereka harus menciptakan mental juara itu pada laga nanti. Saya percaya laga akan berjalan sangat ketat, dengan skor yang tipis, bahkan mungkin bisa berlanjut ke adu penalti," celoteh Tapalovic.
"Kroasia memang belum pernah memenangi sesuatu sebagai tim. Namun, pemain-pemain yang menghiasi skuat sekarang ini telah banyak memenangi gelar bersama klubnya masing-masing. Mentalitas Kroasia akan diuji di laga kontra Inggris nanti, namun saya percaya mereka bisa menciptakan mental juara itu, mental baja," tukasnya.