Komentar Fernando Santos soal Kegagalan Penalti Cristiano Ronaldo

Rully Fauzi Suara.Com
Selasa, 26 Juni 2018 | 08:49 WIB
Komentar Fernando Santos soal Kegagalan Penalti Cristiano Ronaldo
Pelatih Timnas Portugal Fernando Santos [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Megabintang sekaligus kapten Cristiano Ronaldo, tampil di bawah form saat Timnas Portugal ditahan imbang Iran 1-1 pada laga matchday terakhir Grup B Piala Dunia 2018, Selasa (26/6/2018) dini hari WIB. Beruntung Portugal tetap memastikan diri lolos ke babak 16 besar, sementara Iran harus angkat koper.

Tampil buruk hampir sepanjang 90 menit, Ronaldo bahkan gagal mengonversi sebuah penalti untuk menjadi gol di menit 53. Tak seperti biasanya, sepakan Ronaldo amat lemah dan kurang terarah, sehingga bisa diantisipasi dengan mudah oleh kiper Iran, Alireza Beiranvand.

Usai unggul 1-0 berkat gol cantik Ricardo Quaresma di akhir babak pertama, Portugal akhirnya kebobolan di injury time babak kedua.

Lewat VAR, wasit memberikan hadiah penalti kepada Iran usai Cedric Soares melakukan handsball di kotak terlarang. Penyerang pengganti Karim Ansarifard tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk membawa Iran memaksakan laga berakhir seri.

Usai peluit panjang ditiupkan wasit Enrique Caceres, Ronaldo sendiri tampak begitu kesal sambil meninggalkan lapangan. Attacker berusia 33 tahun itu bahkan tidak berbicara dengan rekan-rekan setimnya dan langsung ngeloyor ke ruang ganti.

Mengomentari hal tersebut, pelatih Portugal Fernando Santos pun mengaku maklum. Menurut sang juru taktik, adalah hal yang lumrah jika Ronaldo "bertingkah" seperti itu.

"Saya memahaminya, itu sangat wajar. Sangat wajar jika seorang pemain top merasa kesal lantaran tidak maksimal dalam sebuah laga. Dia mungkin berpikir seperti itu, tapi saya pikir Ronaldo sudah tampil cukup baik di sepanjang laga. Ia selalu berusaha 100%," ucap Santos seperti dimuat Sky Sports.

"Para pemain terbaik di dunia menghadapi permasalahan itu, ketika tidak ada sebuah momen yang menghampiri di suatu laga, mereka pun kesal. Hal itu membuat mereka sangat terluka, lebih dari pemain yang lain," sambung pelatih yang sukses membawa Portugal menjurai Piala Eropa 2016 itu.

"Mereka selalu ingin menang, mereka ingin menjadi yang terbaik dan mereka menolak untuk gagal. Dan ketika mereka gagal, mereka menjadi sangat marah. Saya sangat maklum," tukasnya.

Portugal sendiri finis di peringkat kedua klasemen akhir Grup B dengan lima poin, hanya kalah agresivitas gol dari Spanyol yang berada di puncak. Sementara itu, Iran bercokol di peringkat ketiga, hanya terpaut satu poin dari Spanyol dan Portugal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI