Bepe: Persija vs Persib Bukan Laga Klasik

Senin, 25 Juni 2018 | 12:53 WIB
Bepe: Persija vs Persib Bukan Laga Klasik
Pemain Persija Jakarta Bambang Pamungkas. [Suara.com/Adie Prasetyo Nugraha]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tepat lima hari lagi laga 'panas' lanjutan kompetisi Liga 1 antara Persija Jakarta vs Persib Bandung akan tersaji di Stadion PTIK, Jakarta. Tak jarang masyarakat banyak yang mengibaratkan laga ini seperti El Clasico atau laga klasik.

Namun, striker gaek Persija Jakarta, Bambang Pamungkas, punya pandangan tersendiri. Bepe—sapaan akrabnya—tak setuju pertandingan Persija kontra Persib disebut laga klasik.

Tak hanya sampai disitu, melalui tulisan di blog pribadinya, Minggu (24/6/2018), bahkan mantan bomber Timnas Indonesia ini juga tak sependapat dengan istilah Persib sebagai rival Persija.

Baca Juga: Ricciardo Patah Hati Gara-gara Ini

"Jangankan diberi label 'Laga Klasik', kedua tim disebut 'Rival' saja rasanya kok juga kurang pas," tulis Bepe.

Bepe melanjutkan, menurutnya label "Laga Klasik" lebih pantas disematkan pada pertandingan yang mempertemukan antara PSMS Medan dan Persib Bandung.

"Dari apa yang saya tahu (silakan dikoreksi jika salah), rekor penonton terbanyak di Liga Indonesia terjadi pada final kompetisi perserikatan antara PSMS Medan melawan Persib Bandung, di Stadion Utama Gelora Bung Karno, pada hari Sabtu, tanggal 23 Februari 1985. Jumlah penonton ketika itu diperkirakan mencapai 150 ribu orang," tulisnya.

Suasana pertandingan Liga 1 antara Persija Jakarta vs Persib Bandung di Stadion Manahan, Solo, Jumat (3/11/2017). [Antara/Mohammad Ayudha]

Dilanjutkan Bepe, besarnya antusiasme masyarakat untuk menyaksikan final ulangan dua tahun sebelumnya itu, membuat laga hampir saja tidak bisa digelar.

Penyebabnya, melubernya penonton hingga sisi lapangan, sehingga membuat pihak keamanan kesulitan mengontrol keadaan.

"Pada era perserikatan pertemuan kedua tim memang selalu ditunggu, dan dinantikan oleh seluruh pecinta sepakbola di Indonesia," tulis Bepe.

"Data di atas membuat saya memilih bersepakat dengan pendapat beberapa legenda, punggawa, serta pendukung Pangeran Biru yang mengatakan jika laga klasik itu ya Persib melawan PSMS, bukan Persija melawan Persib," jelasnya.

Lebih lanjut, striker berusia 38 tahun ini juga menyatakan kekurangsetujuannya Persib disebut sebagai rival anak-anak Macan Kemayoran.

Berdasarkan statistik yang diuraikannya, dari 38 pertemuan kedua tim, Persija merebut 16 kemenangan, sedangkan Persib baru enam kali menang. Sisanya, 16 laga berakhir seri.

"Bagaimana bisa disebut 'Rival' jika salah satu tim mendominasi hasil di atas lapangan. 16 kemenangan berbanding 6 kemenangan tentu tidak dapat dikatakan dekat," tegasnya.

Pertandingan Liga Super Indonesia,  Persija Jakarta melawan Persib Bandung di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta, Minggu (10/8).   [suara.com/Kurniawan Mas'ud]

"Saya lebih setuju jika Persija Vs Persib diberi label laga 'Sarat Gengsi'. Iya sarat gengsi dan ego dari mereka yang suka memelihara kebencian dalam hati mereka, dan mendapat keuntungan dari perseteruan yang terjadi di luar lapangan," sambungnya.

Secara pribadi, mantan pemain Pelita Bandung Raya ini mengaku selalu menantikan pertandingan melawan Persib. Pasalnya, itu menjadi kesempatan emas baginya mengasah kemampuan berhadapan dengan pemain-pemain Maung Bandung.

Baca Juga: The Three Musketeers di F1 GP Perancis 2018

"Bagi saya pribadi laga melawan Persib akan selalu menjadi partai yang spesial. Sejak pertama kali berseragam Macan Kemayoran pada musim 1999, setiap kali melawan Persib adalah sebuah kesempatan emas bagi saya," ungkapnya.

"Iya kesempatan untuk dapat berjibaku dan menimba ilmu dari bek-bek tangguh kelas satu yang menjaga pertahanan Persib. Dan dalam kurun waktu tersebut, sembilan gol sudah saya cetak ke gawang Maung Bandung," pungkas Bepe.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI