Suara.com - Kontrak Luis Milla bersama Timnas Indonesia U-23 akan berakhir setelah Asian Games 2018. Namun, belum ada tanda-tanda kontraknya bakal diperpanjang oleh PSSI.
Jika kontraknya tak diperpanjang, mantan pelatih Timnas Spanyol U-21 itu kasih pesan penting bagi seluruh insan sepakbola Indonesia, khususnya PSSI selaku federasi. Dirinya meminta Indonesia untuk senantiasa mempertahankan filosofi yang telah ada.
"Ketika saya pergi, atau digantikan pelatih lain, saya rasa Indonesia harus punya filosofi tersendiri," kata Luis Milla dalam bincang-bincang Timnas U-23 jelang Asian Games 2018 di Kantor Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (24/6/2018).
"Jadi ketika ada pelatih baru menggantikan pelatih lama, dia harus mengikuti filosofi yang ada agar pemain tak lagi beradaptasi dan mudah menerima konsep-konsep yang terapkan," sambungnya.
Luis Milla datang ke Indonesia dengan beban dan ekspektasi tinggi dari publik tanah air. Berstatus sebagai juara Piala Eropa 2011 bersama Timnas Spanyol U-21, mantan pemain Real Madrid itu diharapkan mampu membereskan sepak bola Indonesia yang berantakan.
Meski hasilnya belum maksimal, berkat tangan dingin Luis Milla, Timnas U-23 mampu bermain dengan konsep yang sangat jelas yakni mengandalkan pemain sayap bertipikal cepat.
Untuk itu, kata Milla, filosofi yang diterapkan di Timnas U-23 telah direncanakan begitu matang. Melihat komposisi dan tipikal Indonesia, lanjut Milla, bermain mengandalkan sayap cepat merupakan salah satu jalan sepak bola Indonesia.
"Sejauh ini, menurut saya Indonesia sudah lebih kompetitif, punya ide bermain yang cukup baik, dan kemarin kita dapat pelajaran dari pemain Korea, khususnya bagaimana kita menyerang dan bertahan dari berbagai lini," jelas Mila.
Jika tak diperpanjang, Milla masih memiliki kesempatan membuktikan diri di Asian Games 2018 dengan masuk masuk ke babak semifinal sesuai target pemerintah.