Suara.com - Lini depan Timnas Indonesia U-23 kembali menjadi sorotan saat ditekuk Korea Selatan 1-2 di laga uji coba menjelang Asian Games 2018. Meski begitu, Luis Milla selaku pelatih, tetap kekeuh ingin memainkan penyerang tunggal.
Dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion Pakansari, Bogor, Sabtu (23/6/2018), Alberto 'Beto'Goncalves yang dimainkan sejak awal, gagal mengemban tugas sebagai penggedor serangan.
Begitu juga dengan Febry Haryadi di akhir babak kedua. Mengemban tugas sebagai false nine, pemain Persib itu tak mampu menghadirkan gol bagi Garuda Muda meski berhasil menciptakan banyak peluang.
Lebih miris, satu gol Indonesia sendiri dicetak oleh Hansamu Yama, yang notabene merupakan seorang pemain bertahan. Maka wajar lini depan Timnas banyak menuai sorotan.
Meski begitu, menurut Milla, strategi yang Ia terapkan menghadapi Korea Selatan sudah berjalan lancar. Peluang bersih pun banyak diciptakan para pemain. Hanya saja, gol masih jadi kendala anak asuhnya.
Milla mengakui ada masalah di lini depan timnya, opsi memainkan dua penyerang juga sempat dipikirkan. Namun, pelatih asal Spanyol itu sekali lagi menyiratkan, Timnas Indonesa U-23 akan tetap menggunakan sistem satu penyerang yang ditopang tiga gelandang ofensif.
"Saya juga senang sebenarnya untuk menggunakan dua striker, tadi juga kita tahu saat Septian bermain dengan Beto di depan, terkadang mereka bermain di depan (sejajar) bersamaan. Saat Lilipaly bermain dengan Beto juga, mereka juga terkadang terlihat berdiri sejajar," kata Milla.
"Kami juga coba mainkan Febry (Hariyadi) sebagai striker, dan dia banyak sekali menciptakan ruang dan membuat banyak peluang dari bola-bola daerah di menit-menit akhir (meski minus gol)."
"Tapi Idenya adalah, di timnas saya selalu ada tiga pemain tengah, dua pemain sayap dan satu orang penyerang," tukasnya.