Suara.com - Pada 2003 silam, Real Madrid berhasil menjuarai La Liga Spanyol untuk ke 29 kalinya. Meski begitu, sang juru taktik, Vicente Del Bosque dan kapten tim, Fernando Hierro harus angkat kaki dari Santiago Bernebeu. Keduanya didepak oleh Presiden El Real, Florentino Perez.
Sang Presiden akhirnya memilih Carlos Queiroz, pelatih Timnas Iran saat ini, untuk menggantikan posisi Vicente Del Bosque.
Datang ke Real Madrid sebagai mantan asisten Sir Alex Ferguson di Manchester United, keputusan pertama yang dilakukan Queroz adalah mencegah hengkangnya sang kapten, Fernando Hierro.
Namun usaha Queroz gagal. Keinginannya bekerjasama dengan Hierro di atas lapangan pupus. Sang kapten yang saat itu sudah berumur 35 tahun lebih memilih hengkang ke klub Qatar, Al-Rayyan.
Tapi sekali lagi, sepak bola selalu memberi kejutan. 15 tahun berselang, tepatnya pada 2018, saat dunia bersiap menyambut gelaran Piala Dunia di Rusia, pelatih Spanyol, Julen Lopetegui secara tiba-tiba dipecat oleh Federasi Sepakbola Spanyol (RFEF).

Lopetegui dianggap berkhianat karena mengumumkan kesepakatannya dengan Real Madrid, saat Timnas Spanyol sedang bersiap menghadapi Piala Dunia.
Spanyol yang akan menghadapi Portugal di laga pertamanya di Grup B Piala Dunia 2018, memutuskan merekrut Fernando Hierro, mantan pemain Real Madrid yang pada saat penunjukan sedang menjabat sebagai Direktur Teknik Spanyol.
Ya, Fernando Hierro yang dulu didambakan Queiroz untuk bertahan di El Real, telah menjelma menjadi seorang pelatih, pelatih Timnas Spanyol yang akan dihadapinya malam nanti, di Kazan Arena, Rabu (20/6/2018) waktu setempat atau Kamis dini hari WIB.
![Pemain Iran rayakan kemenangan atas Maroko di pertandingan Grup B Piala Dunia 2018, Jum'at (15/6/2018) [AFP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2018/06/16/38430-timnas-iran.jpg)
15 tahun Queiroz mati-matian mempertahankan sang kapten tim untuk bertahan di Real Madrid, kini keduanya harus berhadapan di panggung akbar Piala Dunia, demi membela dua seragam berbeda.
Baca Juga: Tundukkan Arab Saudi, Uruguay Melaju ke Fase Gugur
"Suatu hal bisa berubah kapan saja. Namun, hal ini sangat ironis bagi saya. Saya bekerja keras bersama (Direktur Real Madrid) Jorge Valdano untuk mempertahankan Hierro sebagai pemain saya di Real Madrid. Saya bekerja sangat keras untuk hal itu, dan sekarang saya harus menghadapinya sebagai lawan," tutur Queiroz seperti dilansir dari The Guardian, Rabu (20/6/2018).
Sementara di waktu berbeda, saat diberitahu mengenai perkataan Queiroz tentangnya, Hierro berkata: "Saya tahu saat saya pergi (dari Real Madrid), dirinya sangat menginginkan saya untuk bertahan. Kami punya hubungan yang sangat baik. Saya tahu Carlos (Queroz) dengan baik dan pekerjaan yang telah dilakukannya selama ini," kata Hierro.
"Merupakan kehormatan bisa berbicara dengannya mengenai sepakbola. Dia telah melakukan pekerjaan yang fantstis bersama Iran. Merek punya ide yang sangat jelas dan pertandingan nanti akan sangat sulit. Namun yang bertanding adalah pemain. Kami berdua duduk dibangku cadangan," tambahnya.
Pada akhirnya, baik Queiroz maupun Hierro hanya bisa saling memberi sanjungan. Sebab, sebagai insan profesional, keduanya punya kewajiban untuk memastikan timnya memenangi setiap pertandingan.
Spanyol bersama Fernando Hierro wajib menang demi menjaga asa lolos ke fase knock out. Sementara bagi Iran-nya Queiroz, kemenangan atas La Furia Roja akan memastikan wakil Asia itu lolos dari Grup B Piala Dunia 2018.
15 tahun penantian, akan dibayar 90 menit di atas lapangan. Raksasa Asia akan menghadapi raksasa Eropa. Carlos Queiroz akan berjumpa Fernando Hierro.
Bagi mereka yang memainkan peran secara langsung ataupun tidak dalam mempertemukan keduanya- seperti Florentino Perez, Vicente Del Bosque, Julen Lopetegui dan Presiden RFEF Luis Rubiales- mungkin akan menganggap pertemuan ironis Queiroz dan Hierro sebagai angin lalu.