Suara.com - Piala Dunia 2018 bakal dihelat dua hari lagi. Sebelum menikmati aksi 32 negara peserta di Rusia nanti, ada baiknya kita sedikit flashback terkait gelaran pesta sepakbola terakbar di jagat raya itu pada edisi-edisi sebelumya.
Suara.com menyajikan kilas balik Piala Dunia, khususnya lima edisi terakhir, yakni mulai dari Piala Dunia 1998 di akhir abad ke-20, hingga yang memasuki milenium anyar, mulai dari edisi 2002, 2006, 2010 dan 2014.
Setelah menampilkan sederet fakta menarik dari Piala Dunia 1998 Prancis, kali ini Suara.com akan menampilkan tujuh fakta menarik dari gelaran Piala Dunia 2002, Piala Dunia pertama yang digelar di Benua Asia, dirangkum dari berbagai sumber.
1. Dengan Jepang dan Korea Selatan (Korsel) tampil sebagai tuan rumah bersama, Piala Dunia 2002 sempat dikeluhkan banyak pihak terkait temperatur tinggi alias cuaca panas venue penyelenggara. Digelar pada musim panas, cuaca di Jepang dan Korsel memang bisa mencapai 26 - 35 derajat celcius, yang tentunya ini merupakan "neraka" bagi pemain-pemain dari Eropa.
2. Brasil keluar sebagai kampiun Piala Dunia 2002, gelar kelima mereka di pesta sepakbola empat tahunan itu. Brasil pun masih menjadi pemegang gelar terbanyak di Piala Dunia hingga kini. Ronaldo (bersama Ronaldinho dan Rivaldo yang dijuluki Trio R) menjadi aktor kesuksesan Brasil kala itu. Striker bernama lengkap Ronaldo Luiz Nazario de Lima itu mencetak delapan gol sepanjang turnamen, termasuk dua gol kemenangan Brasil atas Jerman di partai final. Ronaldo sukses merengkuh Sepatu Emas dan menyamai torehan legenda Brasil, Pele, dengan catatan 12 gol di pentas Piala Dunia.
3. Ronaldo sendiri tampil di Piala Dunia 2002 dengan gaya rambut kuncungnya yang unik. Ya, sejumput rambut dibiarkan melekat di bagian depan kepala Il Fenomeno -julukan Ronaldo- yang mayoritas plontos. Ronaldo sendiri sempat mengaku bahwa dia sengaja memilih potongan rambut unik itu untuk mengalihkan perhatian publik. Ronaldo ingin orang-orang berhenti membicarakan cedera pangkal paha yang dideritanya. Sebelum perhelatan Piala Dunia 2002, Ronaldo memang mulai sering dibekap cedera dan absen membela klub yang diperkuatnya kala itu, Inter Milan. Well, strategi Ronaldo ini terbilang ampuh. Pasalnya sang megabintang tampil lepas dan akhirnya sukses mengantar negaranya jadi juara.
4. Selain untuk pertama kalinya digelar di Asia, Piala Dunia 2002 juga merupakan kali pertama dua negara hadir sebagai tuan rumah. Untuk pertama kalinya pula, tiga negara langsung lolos ke putaran final, yakni juara bertahan Prancis serta tentunya Jepang dan Korsel sebagai tuan rumah. Tak ketinggalan, edisi 2002 ini juga merupakan Piala Dunia pertama yang menampilkan 23 pemain dalam satu tim. Sebelumnya skuat negara-negara peserta hanya berisikan 22 pemain. Dari 23 pemain tersebut, tiga di antaranya harus berposisi kiper.
5. Korsel dengan Park Ji-sung sebagai pemain andalannya kala itu, menjadi negara Asia pertama yang berhasil menembus babak semifinal Piala Dunia. Sayang, langkah tim asuhan Guus Hiddik terhenti usai dikalahkan Jerman di empat besar, serta kalah dari Turki dalam laga perebutan tempat ketiga. Meski diiringi banyak kontroversi, termasuk dugaan menyuap wasit, namun Korsel berhasil melaju jauh di Piala Dunia 2002 setelah menyingkirkan sederet tim raksasa. Portugal mereka pecundangi di fase grup, sementara Italia dan Spanyol jadi korban Taeguk Warriors -julukan Korsel- di babak 16 besar dan perempatfinal.
6. Di sisi lain, pencapaian Jepang juga layak diacungi jempol meski tak sefenomenal Korsel. Tim Samurai Biru -julukan Jepang- mampu mempecundangi Belgia, Rusia dan Tunisia untuk menjuarai Grup H. Sayang, langkah Hidetoshi Nakata, Junichi Inamoto, Shinji Ono dan kawan-kawan harus terhenti di perdelapanfinal. Jepang dikalahkan Turki -yang sukses melaju hingga semifinal- dengan skor tipis 0-1.
7. Fullback kanan andalan Brasil dan juga kapten tim kala itu, Cafu, menjadi pemain pertama yang tampil di final Piala Dunia tiga kali berturut-turut, dengan dua di antaranya berakhir dengan gelar juara (1994 dan 2002). Sementara itu, kiper tangguh Jerman Oliver Kahn menjadi kiper pertama yang sukses meraih gelar Pemain Terbaik (Golden Ball) di turnamen ini. Kiper legendaris Bayern Munich itu juga mendapatkan Yashin Award, penghargaan khusus untuk kiper terbaik.