Suara.com - Kuasa Hukum Madura United FC Kurniadi menilai jawaban Cristian Gonzales atas somasi yang disampaikan manajemen klub sepak bola itu dalam kasus pindahnya pemain tersebut ke PSS Sleman, merupakan "tipu-tipu".
"Tipu-tipu yang dimaksud kami, karena jawaban yang disampaikan kontradiktif dan tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya," ujar Kurniadi.
Dalam keterangan persnya yang disampaikan kepada Antara di Pamekasan, Kamis (31/5/2018) malam, Kurniadi menjelaskan, Gonzales melalui kuasa Hukumnya beberapa waktu lalu menyampaikan jawaban atas surat somasi yang disampaikan manajemen Madura United sebelumnya.
Gonzales dalam jawabannya mengakui bahwa yang bersangkutan tidak ikut latihan pada tanggal 14 April 2018 oleh karena ia hadir di acara peluncuran PSS Sleman sebagai bintang tamu.
Baca Juga: Persib Bandung Dipaksa Menyerah 10 Pemain Bhayangkara FC di GBLA
Pengakuan ini, seolah menunjukkan bahwa Gonzales merupakan pemain bintang yang penting di mana kehadirannya dibutuhkan oleh manajemen dan para pemain PSS Sleman, padahal disatu sisi Madura United sedang latihan keras untuk mempersiapkan kompetisi Liga 1 Indonesia 2018.
"Lagi pula tidak masuk akal kalau kehadirannya pada 'launching' tersebut hanya sebagai tamu. Oleh karena itu, apabila dihubungkan dengan pilihan sikapnya, yakni dua hari kemudian yaitu pada tanggal 15 April 2018 yang bersangkutan menjadi anggota PSS Sleman, maka, perbuatan Gonzales tidak dapat diartikan lain, kecuali telah membangun komunikasi bisnis dengan PSS Sleman, sehubungan dengan profesionalitasnya sebagai pemain sepak bola profesional," kata Kurniadi.
Dengan demikian, sambung pria asal Sumenep ini, sikap Gonzales tersebut bertentangan dengan etika atlet sepak bola yang berlaku selama ini, dan secara khusus telah melanggar perjanjian kontrak.
Selanjutnya, menurut Kurniadi, yang paling melukai Madura United dan keluarga besar Madura adalah pada peristiwa 11 April 2018. Kala itu, Gonzales telah diminta menanggapi sikapnya oleh pihak manajemen mengenai dua hal, yakni apakah yang bersangkutan mau mengundurkan diri, ataukah pelatih yang akan diberhentikan, karena yang bersangkutan beralasan tidak suka pada pelatih.
Baca Juga: Hadapi Thailand di PTIK, Timnas Indonesia Telan Kekalahan
Namun, dalam kesempatan itu, Gonzales tidak memilih salah satu dari kedua opsi dan menyatakan tetap memilih menjadi pemain Madura United, serta sanggup untuk aktif di klub sepak bola berjuluk Laskar Sape Kerrap itu.
"Tapi, kenyataannya beda. Pada malam harinya ia berjanji, dan pada pagi harinya sudah khianati, di mana keesokan harinya yakni pada tanggal 12 April 2018 Gonzales tidak mengikuti latihan, bahkan berturut-turut hingga tanggal 14 April 2018," katanya.
Belakangan, yakni pada tanggal 14 April 2018, Gonzales berada di acara peluncuran klub sepak bola PSS Sleman, dengan dalih sebagai bintang tamu.
"Berdasarkan hal tersebut di atas, maka sangat tidak benar dan tidak masuk akal apa yang dinyatakan Gonzales bahwa pihaknya tidak mengetahui kalau ada latihan, sebagaimana dinyatakan dalam surat jawabnya tertanggal 18 Mei 2018 kemarin itu," ujar Kurniadi, menjelaskan.
Oleh karenanya, sambung dia, pihaknya masih memberi kesempatan kepada Gonzales untuk memenuhi tuntutan Madura United dengan suka rela.
"Kami tunggu hingga 3 hari depan," kata Kurniadi.
Bilamana Gonzales tidak melaksanakannya dalam batas waktu tersebut, Kurniadi menyatakan, pihaknya terpaksa akan menyeret Gonzales dalam proses hukum, serta membayar ganti rugi.
Selain itu, manajemen Madura United FC akan melaporkan tindakannya itu ke Federasi untuk diproses dalam pelanggaran disiplin, dengan ancaman sanksi, pertama, berupa skorsing, yakni yang bersangkutan akan dihukum tidak boleh bermain bola pada semua kegiatan pertandingan dimanapun, dan pada semua tingkat dan jenis pertandingan dalam batas waktu tertentu.
Kedua, sanksi denda, yakni kewajiban membayar sejumlah uang dengan besaran tertentu.
"Kesemuanya sanksi-sanksi ini, baik sanksi 1 dan 2, nantinya akan diperhitungkan oleh pemeriksa perkara sesuai dengan bobot kesalahan Gonzales," katanya, menjelaskan.
Kasus antara manajemen Madura United dengan mantan pemain Arema FC berawal, saat manajemen Gonzales melaporkan dugaan perbuatan tidak menyenangkan kepada Mabes Polri, gara-gara manajemen Madura merilis tentang sikap tidak profesional Gonzales di klub sepak bola.
Gonzales selanjutnya pindah tanpa pamit ke PSS Sleman, namun berkat hubungan baik antara manajemen PSS Sleman dengan Madura United, maka Gonzales bisa berstatus sebagai pemain pinjaman.
Situasinya semakin ricuh, dan manajemen Madura United mencabut status peminjaman Gonzales, setelah manajer Gonzales justru menyudutkan Madura United dengan melaporkan telah melakukan perbuatan tidak menyenangkan ke Mabes Polri. (Antara)